TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan olahraga berkuda tanah air sedang meningkat belakangan ini. Sebut saja, pada pertengahan Desember telah digelar grand launching liga olahraga berkuda equestrian pertama di Indonesia yakni Equestrian Champions League (ECL).
Adapun atlet muda olahraga berkuda Indonesia muncul bahkan mampu mengharumkan Bangsa dan Negara di tingkat internasional seperti M Akbar Kurniawan.
Olahraga berkuda di Indonesia sangat erat kaitannya dengan wadah organisasinya, tak lain adalah Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi).
Tak lama lagi, organisasi yang berkantor di Plaza Pondok Indah tersebut akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XIII. Bandung akan menjadi saksi Munas XIII Pordasi yang diselenggarakan pada akhir Januari 2020.
Menemukan ketua baru menjadi keharusan mengingat Pordasi kini dipimpin Drs. H.M. Chaidir Saddak, MBA, (Eddy Saddak) yang telah 2 periode atau 8 tahun mengabdi untuk Pordasi.
Pendaftaran dibuka sejak 19 November 2019. Penutupan pendaftaran yakni tanggal 3 Januari 2020 yang diikuti dengan proses verifikasi persyaratan dokumen oleh TPP.
Sempat dikabarkan akan mendorong kembali Eddy Saddak menjadi ketua melalui jalur aklamasi karena belum adanya pendaftar ke TPP. Namun demikian, kabar tersebut hilang disebabkan adanya pendaftar ke TPP pada 26 Desember 2019 pukul 17:00 WIB. Pendaftar bukanlah sosok baru di dunia olahraga berkuda Indonesia.
Pendaftar adalah Triwatty Marciano yang mulai berkuda sejak 1967 sebagai joki pacuan kuda di Tanah Sereal Bogor. Tak hanya pacuan, Triwatty hari ini justru identik dengan equestrian karena fasilitasi putrinya.
Sekolah dan Stable Adria Pratama Mulya (APM) yang berada di Tangerang merupakan hasil kerja kerasnya dengan sang putri, Nadia Marciano.
Selain itu, Triwatty juga merupakan founder dari ECL yang baru diperkenalkan pada pertengahan bulan Desember di Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP). Dalam membangun liga equestrian pertama tersebut, Triwatty dibantu dengan Co-founders yakni Adinda Yuanita dan Nadia Marciano.
Perempuan kelahiran 6 Desember 1955 ini bertekad memajukan seluruh disiplin dalam olahraga berkuda antara lain, pacu kuda, equestrian, polo, peternakan dan juga yang sudah mulai berkembang saat ini adalah endurance dan berkuda memanah.
Tata kelola organisasi juga menjadi perhatiannya kelak jika menjadi ketua. Triwatty berkomitmen tingkatkan pembinaan organisasi dari Pordasi pusat sampai dengan daerah bahkan tingkat kabupaten/kota.
Prestasi menjadi salah satu perhatian utamanya baik tingkat nasional maupun internasional. Diharapkan prestasi yang dicapai berdampak pada meningkatkan harkat, martabat dan kehormatan bangsa Indonesia di dunia Internasional.
Triwatty mendaftar dengan dukungan dari 9 Pengprov Pordasi. Beberapa yang telah menyatakan dukungan hanya kepada Triwatty antara lain dari Aceh, Riau, Sumatera Barat, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Papua dan Sumatera Selatan.
Kepercayaan 9 Pengporv Pordasi kepada Triwatty adalah amanah yang diemban serta disyukuri.
Triwatty ucapkan terima kasih kepada Pengprov yang mendukungnya. Walaupun telah memiliki banyak dukungan, namun Triwatty tetap terbuka dengan seluruh Pengprov yang belum memberikan dukungan.
Artinya koalisi terbuka yang dibangun berpotensi merangkul seluruh Pengprov tanpa terkecuali. Tak hanya terbuka, bahkan Triwatty yang mengajak Pengprov lainnya untuk turut serta memberikan dukungan.
Sebanyak 6 Pengprov yang belum memberikan dukungan yakni Sumatera Utara, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara.
Harapannya, dukungan tambahan kepada Triwatty dapat diberikan pada 1 Januari 2020, mengingat pada 3 Januari pendaftaran telah ditutup.
Tak lupa, ia ucapkan terima kasih pada pihak yang mendukungnya dan juga TPP yang telah bekerja keras untuk kaderisasi kepemimpinan Pordasi. Harapannya kontestasi tersebut dapat berjalan fair dan objektif.