TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Atlet berkuda DKI Jakarta, Muhammad Akbar Kurniawan menuai pujian setelah ia memanen tujuh medali emas dari 12 kelas yang diperlombakan di seri pembuka Liga Berkuda Equestrian atau Equestrian Champions League (ELC) 2020 di Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Minggu (16/2).
Putra pasangan Fatchul Anas dan Ernawati Yuhana ini benar-benar sulit tertandingi. Selain meraup tujuh medali emas, Aan, panggilan akrab Muhammad Akbar Kurniawan, juga empat kali tampil sebagai runner-up pada Kejuaraan yang sudah dimulai sejak Jumat (14/2) ini. Pada lomba nomor terakhir, jumping 130 cm, Aan ada di tempat kedua lantaran JIEPP sempat diguyur hujan deras selama 2 jam.
“Saya memang merasa sedikit tertekan lantaran hujan yang turun, sehingga kudanya juga kurang fresh, dalam artian kudanya sedikit senang karena cuacanya dingin. Karena sedikit dingin, kudanya agak sedikit gak fokus. Tapi Alhamdulillah bisa dapat juara dua,” kata Aan, usai pertandingan.
Sehari sebelumnya pada Sabtu (15/2), Aan sudah meraih dua emas bersamaan dari kelas Jumping 100 cm Open dan Jumping 110 cm Open. Sementara pada hari pertama yang digelar Jumat (14/2) lalu, Aan yang baru menginjak usia 16 pada 20 Februari nanti berhasil meraih tiga emas dari kelas Jumping 100 cm Open, Jumping 110 cm Open, dan Jumping 130 cm Open. Selain itu ia menambah medali perak di kelas Jumping 120 cm team.
Sedangkan pada hari kedua yang digelar Sabtu (15/2) kemarin, Aan sukses menyumbang dua emas dari kelas Dessage Preliminary dan Dressage Elementary serta dua perak dari kelas Dressage dan Dessage Advance. Totalnya ia berhasil meraih tujuh emas dan empat perak dari 12 kelas yang diperlombakan selama seri pertama ECL 2020. “Yah apa boleh buat, atu-satunya medali yang gagal itu di kelas 120 cm Open,” sesal Aan.
Dengan pencapaian tujuh emas dan empat perak di seri pertama, Aan pun optimistis bisa menjaga performanya di lima seri tersisa. “Meskipun saya tak bisa mengikuti antara seri ketiga dan keempat karena di antara seri ketiga dan keempat itu, saya ada pelatihan di Jerman, tapi saya optimistis juara di lima seri tersisa. Karena setiap peserta wajib mengikuti lima dan enam seri di ECL tahun ini,” kata Aan yang kini tercatat sebagai pelajar Al-Azhar Kelapa Gading Jakarta itu.
Aan juga menambahkan ECL tahun ini sangat berguna bagi dirinya untuk menambah jam terbang. Apalagi seperti yang diungkapkan sang ayah, Fatchul Anas, putranya tengah dipersiapkan untuk berlaga di ajang Youth Olympic Games di Slowakia 2021 mendatang. “Semoga Aan bisa terus berprestasi dan fokus pada apa yang ia raih sehingga ke amant International di Slowakia nanti membawa hasil gemilang,” harap Fatchul yang juga Pengurus PP Pordasi DKI Jakarta ini.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi), Triwatty Marciano mengatakan, ECL 2020 memang merupakan ajang untuk mempersiapkan atlet-atlet muda yang punya potensi untuk berlaga di sejumlah event internasional. Dan, Aan memang pantas tampil di ajang bergengsi itu.