TRIBUNNEWS.COM - Di tengah wabah virus corona, desakan untuk penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 semakin ramai dalam perbincangan.
Para atlet Olimpiade mempertanyakan kepastian apakah Olimpiade Tokyo tahun ini berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, atau mengalami perubahan.
Di sisi lain, mereka (atlet) tak sedikit yang dilema, dengan peraturan yang tersebar saat ini akibat wabah virus corona.
Baca: Olimpiade Tokyo 2020 Ditengah Virus Corona, Lord Coe: Masih Ada Waktu, Jangan Tergesa-gesa
Baca: Atlet Olimpiade Tokyo 2020 Mulai Frustasi, Desak Komite Olimpiade Ambil Sikap
Hal itu bisa mempengaruhi para atlet dalam memaksimalkan sesi latihan jelang Olimpiade berlangsung.
Seperti diketahui, Olimpiade Tokyo 2020 rencananya akan dimulai pada 24 Juli mendatang.
Upacara penyerahan obor api (menyala) dari penyelenggara sebelumnya telah dilakukan di Stadion Panathenaic Athena, tempat Olimpade pertama di Yunani tahun 1896, Kamis (19/3/2020).
Dan saat ini, api tersebut tengah melakukan perjalanan ke Jepang dengan menggunakan pesawat khusus bernama 'Tokyo 2020 Go'.
Setidaknya penyelenggara masih ada waktu sekitar empat bulan untuk bersiap jelang Olimpiade, begitu juga bagi para atlet.
Namun bagaimana, apabila Olimpiade diundur tahun depan dikarenakan pandemi global yang saat ini tengah melanda dunia jika belum kunjung reda ?
Ketua Atletik Dunia sekaligus peraih emas Olimpiade 2 edisi beruntun (1980 dan 1984) dalam kategori pelari jarak menengah, Sebastian Newbold Coe atau yang kerap disebut Lord Coe berpendapat tidak semudah itu untuk bisa merubah kalender olahraga.
Menurutnya, masih ada waktu untuk memastikan gelaran empat tahunan tersebut.
"Kalender olahraga adalah matriks yang rumit dan tidak mudah untuk berpindah dari satu tahun ke tahun berikutnya.
"Akan konyol untuk mengatakan bahwa segala sesuatu dikesampingkan saat ini.
"Seluruh dunia menginginkan kejelasan, kami tidak berbeda dari sektor yang lainnya," ungkap Lord Coe, dikutip dari BBC.
Seperti diketahui, pada tahun 2021 ada gelaran sepakbola Eropa, selain itu juga ada turnamen dari cabang atletik.
"Tampaknya di permukaan mudah, tetapi atletik memiliki dunianya pada tanggal itu, kompetisi sepakbola Eropa, EURO juga akan bergulir setelah diundur dari tahun sebelumnya.
"Kami (cabor Atletik) telah menunda tiga pertemuan Liga Diamond, tetapi tidak semuanya, karena kami tidak harus membuat keputusan itu," paparnya melanjutkan.
Desakan dari Atlet Olimpiade
Empat bulan jelang gelaran multi event olahraga dunia, Komite Olimpiade Internasional (IOC) belum menentukan sikap, lantaran virus corona yang kini menjadi pandemi global.
Penyebaran virus corona berdampak kepada atlet, sehingga mereka tak bisa maksimal dalam latihan karena ruang gerak yang terbatas.
Tak sedikit dari mereka yang mengeluh, mendesak hingga frustasi jelang Olimpiade Tokyo 2020 bergulir.
Hingga mengecam dan menuduh Komite Olimpiade Internasional (IOC) menempatkan mereka (para atlet) 'dalam bahaya'.
Dalam pemberitaan BBC, pelompat yang meraih medali emas di Olimpiade London 2012, Katerina Stefanidi mengatakan IOC, "mempertaruhkan kesehatan kami".
Sementara atlet heptathlon, Katarina Johnson-Thompson (Inggris) mengatakan pelatihan menjadi mustahil. Perih medali emas dayung Olimpiade empat kali asal Inggris, Matthew Pinsent menuduh Presiden IOC, Thomas Bach tidak mendengarkan saran dari atlet bahwa menunda Olimpiade adalah pilihan terbaik.
"Saya minta maaf Tuan Bach (dengan nada tuli). Naluri untuk tetap aman tidak kompatibel dengan pelatihan atlet, perjalanan dan fokus yang dituntut oleh Olimpiade atlet, penonton dan penyelnggara," tulis Pinsent.
"Amankan mereka, lindungi mereka," lanjutnya.
Thomas Bach berujar saat ini dia tengah dihadapkan dengan banyaknya pertanyaan mengenai pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020.
Tetapi dia menyadari bahwa semua orang masih memiliki waktu sekitar empat bulan lagi untuk bisa sampai Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam pemberitaan BBC, Rabu (18/3/2020), Bach baru saja melakukan panggilan terhadap 220 perwakilan atlet dari seluruh dunia.
"Kami bertujuan untuk menjadi realistis dengan analisis kami. Kami akan terus bertindak dengan cara yang bertanggung jawab. yang merupakan kepentingan para atlet dan berkontribusi pada penahanan virus," ucap Bach.
Untuk diketahui sebelumnya IOC mengatakan tidak ada solusi yang ideal dalam penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.
Namun, IOC berupaya dan berkomitmen untuk menemukan solusi dari dampak negatif paling kecil yang menyerang atlet.
"IOC berkomitmen untuk menemukan solusi dengan dampak negatif paling kecil bagi para atlet, sekaligus melindungi integritas kompetisi dan kesehatan para atlet.
"Tidak ada solusi yang ideal dalam situasi ini, dan inilah mengapa kami mengandalkan tanggung jawab dan solidaritas para atlet."
(Tribunnews.com/Sina)