"AOC percaya atlet kita sekarang perlu memperioritaskan kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka, dan untuk dapat kembali ke keluarga, dalam diskusi dengen federasi nasional mereka," tulis pernyataan yang dikeluarkan Komite Australia.
Sementara Kanada, Komite Olimpiade dan Paralimpik tidak akan mengirimkan atlet mereka ke Olimpiade Tokyo 2020 jika tetap berjalan sesuai rencana.
Kepala Komunikasi untuk Komite Paralimpik Kanada, Martin Richad mengatakan, Kanada mengawasi keputusan IOC sejak Minggu kemarin tentang penundaan gelaran empat tahunan ini dan memutuskan untuk mundur ketika tidak ada perubahan.
"Dunia sedang menghadapi krisis dan ini lebih penting daripada acara olahraga lainnya."
"Kami memutuskan itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata Richard kepada Reuters dari Ottawa, dilansir The Star.
"Kami merasa tidak etis untuk menempatkan mereka dalam posisi itu," ujarnya menambahkan, Kanada tidak sendirian dalam memberikan tekanan kepada IOC untuk menunda Olimpiade tahun ini.
Pada Minggu (22/3/2020), IOC mengadakan diskusi dengan pihak terkait Olimpiade Tokyo 2020.
Disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, penundaan dapat menjadi pilihan. Namun tidak untuk membatalkannya.
"Jika itu menjadi sulit, kami mungkin tidak memiliki pilhan selain mempertimbangkan untuk menunda Olimpiade, mengingat prinsip Olimpiade mengutamakan kesehatan atlet," ucap Shinzo Abe.
Abe juga mengatakan, membatalkan Olimpiade bukanlah suatu pilihan.
Dia menegaskan, pembahasan membatalkan Olimpiade bersama IOC tidak ada dalam agenda.
Dari hasil pertemuan di atas, IOC mengeluarkan pernyataan untuk memberikan waktu selama empat minggu untuk membuat keputusan pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020.
Obor Api Olimpiade Tokyo 2020
Obor Api Olimpiade Tokyo 2020 telah mendarat di Japan Air Self-Defence Force (JASDF) Matsushima Air Base daerah Miyagi pada Jumat (20/3/2020) pukul 10 waktu setempat.