TRIBUNNEWS.COM - Massimo Meregalli (Direktur Tim Movistar Yamaha) mengungkapkan bahwa Valentino Rossi tak membutuhkan satu musim penuh guna memutuskan nasibnya di gelaran MotoGP 2021.
Gelaran MotoGP musim 2020 sebenarnya menjadi kunci akan jawaban yang dibutuhkan oleh Valentino Rossi, apakah ia akan memilih untuk melanjutkan karirnya atau pensiun dari ajang Grand Prix.
Bukan menjadi rahasia lagi, dalam 2 musim tarakhir penyelenggaran MotoGP, rider yang berjuluk The Doctor tersebut nampak kesulitan untuk mengganjal dominasi Marc Marquez.

Baca: Dovizioso Bongkar Rencananya Jika Pensiun dari MotoGP, Motocross atau Rally jadi Alternatif
Baca: Bukan Dovizioso, Marc Marquez Sebut Bagnaia hingga Alex sebagai Saingan di Balapan Virtual MotoGP
Jangankan menghentikan Super Marc, The Doctor bahkan kesulitan menemukan form terbaiknya guna bersaing di grid depan.
Satu diantara alasan musim ini menjadi kunci keputusan Valentino Rossi ialah kedatangan Fabio Quartararo.
Rookie yang berjuluk El Diablo tersebut untuk musim 2021 akan menggantikan peran dari Valentino Rossi di tim utama Yamaha.
Alhasil, mau tak mau Valentino Rossi harus terdepak dari singgasananya selama ini.
Berbagai spekulasi mulai bermunculan, mulai dari sang maestro dapat bergabung dengan tim Yamaha Petronas SRT hingga pilihan menepi dari lintasan.
Kondisi tersebut membuat Massimo Meregalli selaku Direktur Tim Movistar Yamaha angkat bicara.
Menurutnya, rider sekeliber Valentino Rossi tak membutuhkan satu musim penuh balapan untuk menentukan nasibnya.
"Untuk rider sekaliber Rossi, saya pikir dua hingga tiga balapan sudah cukup untuknya mengambil keputusan," terang Massimo Meregalli seperti yang dilansir dari GPone.com.
"Vale merupakan sosok rider yang sangat cerdas, ia tahu apa yang harus dilakukan setelah mampu memahami levelnya," ucapnya menambahkan.
Massimo Meregalli juga menyinggung terkait langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh dua kubu, baik tim pabrikan Yamaha dan Valentino Rossi.
"Tentu saja kedua belah pihak harus mengambil langkah yang berujung titik temu diantara keduanya."
"Saya yakin Yamaha akan menempatkan Valentino Rossi di posisi yang sangat baik nantinya, pun dengan Rossi juga akan sedikit merubah gaya membalapnya," terangnya.
Baca: Prediksi Paolo Ciabatti Soal MotoGP 2020: Berlangsung Bulan September, Sektor Ekonomi jadi Kendala
Baca: Bukan Dovizioso, Marc Marquez Sebut Bagnaia hingga Alex sebagai Saingan di Balapan Virtual MotoGP
Disinggung mengenai kondisi saat ini akibat virus corona, kesehatan merupakan hal yang terpenting.
"Yang pasti ini bukan situasi yang sederhana, jelas prioritasnya ialah kesehatan, dan semua orang yang bekerja sebagai tenaga medis mengorbankan diri mereka dalam arti sebuah kesehatan."
"Kami selalu menjaga hubungand engan semua rekan tim kami dari rumah, dan tak ada kendala mengenai hal tersebut," terang Direktur Tim Movistar Yamaha tersebut.
Disinggung mengenai kemungkinan race yang akan berlangsung musim ini Meregalli menilai tak mungkin untuk tetap menggelar 19 kali balapan.
Bukan menjadi rahasia lagi jika pandemi virus corona yang menjadi masalah global juga membuat kalender MotoGP musim ini berantakan.
"Saya pikir musim ini tak mungkin untuk melangsungkannya semua, mengingat situasinya telah berubah. Seperti yang diketahui Dorna sekuat tenaga mencoba untuk menjaga kompetisi akan tetap untuh untuk 19 race."
"Namun saya pribadi berpikir bahwa race belum dapat berlangsung sebelum Juli nanti," terangnya.
Musim ini kalender MotoGP mengalami kendala dengan banyaknya race yang mengalami penundaan.
Sebut saja Argentina, Amerika Serikat, Thailand hingga yang terbaru ialah Jerez dipastikan mengalami penundaan.
Dalam jarak dekat, race perdana MotoGP akan berlangsung di Le Mans, Prancis pada 17 Mei 2020.
Namun kabar yang beredar, balapan perdana MotoGP yang akan berlangsung di Prancis itu dalam kondisi tanda tanya.
Kejelasan apakah dapat berlangsung atau tidak seri Le Mans baru akan diumumkan pada awal bulan April mendatang.
(Tribunnews.com/Giri)