Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menpora Zainudin Amali mengucapkan belasungkawa dan berduka cita atas meninggalnya Ketua Umum PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Bob Hasan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta pada Selasa, (31/3/2020) sekitar pukul 11.00 WIB.
Menurut Menpora, jasa beliau untuk olahraga di Indonesia sangat luar biasa khususnya untuk cabor atletik.
Menpora pun memberikan apresiasi tinggi kepada almarhum Bob Hasan yang telah berdedikasi tinggi untuk kemajuan olahraga atletik Indonesia.
“Orang seusia Beliau yang sudah sepuh seperti itu kebanyakan sudah banyak istirahat di Rumah. Tapi Pak Bob Hasan tidak demikian, dengan segala pengorbanan & pengabdiannya sebagian besar hidup Beliau didedikasikan untuk kemajuan olah raga Indonesia khususnya cabor atletik,” ujar Menpora saat dihubungi Tribunnews, Selasa (31/3/2020).
Menpora merasa sangat kehilangan. Ia pun turut mendoakan agar almarhun Bob Hasan diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
“Saya dan tentu seluruh masyarakat di tanah air khususnya seluruh stakaholder olaharaga pasti merasakan kesedihan yang mendalam dan kehilangan atas kepergian beliau,”
“Selamat jalan Pak Bob Hasan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menerima segala amal dan kebaikannya dan Almarhum khusnul Khotimah. Salam duka, Zainudin Amali,” katanya.
Seperti diketahui Bob Hasan merupakan sosok yang tak pernah kehilangan semangat untuk membawa olahraga atletik Indonesia berprestasi di kancah dunia.
Bob Hasan telah menjadi Ketu Umum PB PASI sejak masa pemerintahan Soeharto, saat itu dirinya masih berusia 47 tahun. Itu berarti ia sudah mendedikasikan dirinya sebagai Ketum PB PASI selama 42 tahun.
Selama menjadi pemimpin PB PASI, Bob Hasan seringkali mengeluarkan dana pribadinya untuk keperluan PB PASI atau atlet yang minim perhatian dari pemerintah.
Bahkan setiap tahunnya, pengusaha ini sampai mengeluarkan dana pribadinya miliaran rupiah untuk mebiayai PB PASI.
Biaya tersebut digunakan untuk melakukan scouting atau pencarian bakat ke seluruh Indonesia, sampai ke pelosok negeri. Talenta-talenta berbakat ini akan diberi pelatihan, biaya akomodasi, dan biaya hidup untuk pelatihan khusus di Jakarta. Hingga akhirnya menemukan Zohri yang sukses bikin bangga Indonesia.