TRIBUNNEWS.COM - Penundaan Olimpiade Tokyo selama satu tahun ternyata membawa berkah tersendiri bagi dua pebulutangkis China yakni Shi Yuqi dan Chen Long.
Dampak penundaan tersebut seharusnya mampu dimanfaatkan oleh keduanya untuk bisa kembali ke performa terbaiknya.
Apalagi sektor tunggal putra selalu menjadi tumpuan utama kontingen bulutangkis China dalam mendulang emas dalam setiap kejuaraan Olimpiade.
Putra mahkota tunggal putra memang selama ini selalu berhasil dimenangkan oleh wakil China.
Tradisi tersebut dimulai ketika Lin Dan mengalahkan Lee Chong Wei di final Olimpiade Beijing 2008.
Baca: Dampak Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 Bikin Pusing BWF, Kejuaraan Dunia Terancam Ditiadakan
Baca: Jurus Herry IP Hadapi Penundaan Olimpiade, Siapkan Program Khusus hingga Evaluasi Kekalahan
Lin Dan seakan merebut kembali emas yang pernah dimenangkan oleh rekan senegaranya, Ji Xinpeng di Sydney 2000.
Lin Dan kembali berhasil mempertahankan gelarnya tersebut empat tahun kemudian ketika berlaga dalam ajang Olimpiade London 2012.
Dalam perhelatan Olimpiade selanjutnya tim tunggal putra China kembali mendulang emas lewat Chen Long.
Chen Long berhasil meraih menaiki podium tertinggi dalam kejuaraan Olimpiade Rio Brasil 2016.
Dalam laga final, Chen Long kembali berhasil mempecundangi Lee Chong Wei di partai final.
Cina hanya gagal mendulang medali emas sektor tunggal putra tepatnya tahun 2004.
Dimana pada perhelatan Olimpiade Athena, medali emas sektor tunggal putra berhasil direbut oleh wakil kebangaan Indonesia, Taufik Hidayat.
Taufik Hidayat saat itu mampu menyudahi perlawanan dari wakil Korea Selatan, Shon Seung-Mo.
Menyongsong perhelatan Olimpiade Tokyo, asa kontingen bulutangkis sektor tunggal putra guna mempertahankan gelar dinilai cukup sulit.
Hal dikarenakan sudah mulai munculnya beberapa pebulutangkis kelas dunia dari berbagai negara yang membuat persaingan tunggal putra makin ketat.
Nama-nama seperti Kento Momota (Jepang) dan Chou Tien Chen (Taiwan) bisa saja menjadi sandungan utama tunggal putra untuk mendulang gelar kembali.
Belum lagi keberadaan Viktor Axelsen (Denmark) yang baru saja mendulang gelar All England 2020.
Baca: Tanggapan Berkelas BWF Pasca Dikritik Habis Terkait Penyelenggaraan All England 2020
Baca: Pebulutangkis India Geram BWF Tetap Gelar All England Ditengah Wabah Covid-19
Ditambah kehadiran para pebulutangkis tunggal putra yang masih berusia muda seperti Anthony Ginting, Jonatan Christie, Anders Antonsen, hingga Lee Zii Jia.
Tentu saja berbagai situasi tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kontingen China.
Apalagi Chen Long kini telah memasuki usia 31 tahun dimana secara fisik dapat dikatakan mulai menurun.
Sementara, Shi Yuqi yang masih berusia 24 tahun masih harus berjuang menemukan sentuhan terbaiknya pasca pulih dari cedera panjang.
Penundaan Olimpiade pun seharusnya bisa menjadi kesempatan bagi Chen Long dan Shi Yuqi untuk bisa kembali tampil dalam performa terbaiknya.
Salah satu media China yang terkenal yakni Sina Sports dalam komentarnya menilai penangguhan Olimpiade membawa kelegaan tersendiri bagi negaranya.
Karena sekarang Li Mao selaku pelatih tunggal putra bisa memiliki kesempatan untuk terus melatih Chen Long dan Shi Yuqi agar bisa tampil heroik kembali.
"Li Mau perlu melakukan sihirnya kepada Chen Long, sejak kepulangannya tahun lalu tampaknya permainan Chen Long telah membaik," tulis Sina Sports dikutip dari The Star.
"Dia berhasil mengalahkan juara Asian Games (Jonatan Christie) untuk mempertahankan gelar Perancis Open dan itu merupakan terobosan untuknya dan satu-satunya gelar yang ia raih pada tahun tersebut," tambahnya.
Media Sina Sports menambahkan penundaan Olimpiade tersebut juga seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Shi Yuqi.
Shi Yuqi kini memiliki waktu lebih untuk mendapatkan kembali sentuhan terbaiknya setelah mengalami cedera panjang pada tahun lalu.
"Sekarang karena Olimpiade telah ditunda, tentu harapan yang tinggi bahwa Yuki dapat kembali ke level terbaiknya pasca pulih dari cedera," tulis Sina Sports.
"Kalau bukan karena cedera, Shi Yuqi bisa terus tampil menawan sekaligus bersaing dengan Kento Momota untuk memperebutkan tempat nomor satu dunia," lanjutnya.
"Tetapi Momota juga baru pulih dari cedera akibat insiden kecelakaan tragis di Kuala Lumpur sehingga dia juga memiliki kesempatan lebih untuk kembali menyamakan level permainannya dengan para lawannya yang semakin kuat," akhirnya.
Penyelenggaraan event olahraga terbesar dunia bertajuk Olimpiade Tokyo 2020 terpaksa ditunda akibat pandemi corona.
Tanggal terbaru pelaksanaan ajang Olimpiade Tokyo sendiri dijadwalkan akan dihelat mulai 23 Juli sampai 8 Agustus 2021 mendatang.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)