TRIBUNNEWS.COM, MADRID - MotoGP mengumumkan pembekuan pengembangan mesin dan aerodinamika demi memangkas bujet tim pasca-krisis akibat pandemi Covid-19.
Krisis yang dialami akibat pandemi Covid-19 membuat seluruh kontestan MotoGP sepakat menghentikan pengembangan mesin dan aerodinamika motornya.
Keputusan tersebut diambil demi menekan biaya yang harus dikeluarkan tim MotoGP untuk mengarungi kompetisi.
Seperti diketahui, penghentian kompetisi saat ini berdampak terhadap kondisi finansial para kontestan MotoGP, utamanya tim independen.
Tidak adanya perlombaan menyebabkan dana segar dari sponsor terhambat. Padahal penyediaan motor menjadi beban anggaran terbesar bagi tim MotoGP.
Tim independen diperkirakan harus menyetor dana sebesar 2 juta euro (Rp34 miliar) kepada pabrikan untuk menyewa paket motor bagi setiap pembalapnya.
Alhasil, seluruh tim di MotoGP tidak diperbolehkan mengubah mesin dan aerodinamika dari versi yang sudah dihomologasikan pada Maret silam.
Penerapan kebijakan pembekuan mesin dan aerodinamika dibedakan antara tim konsesi (KTM, Aprilia) dengan tim non-konsesi (Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki).
Honda dkk. tidak dapat mengubah mesin motornya hingga akhir musim MotoGP 2021. Adapun upgrade aero hanya dilakukan sekali untuk setiap pembalap pada 2021.
Di sisi lain, KTM dan Aprilia diperbolehkan mengembangkan mesin dan melakukan upgrade terhadap aero mereka setelah musim 2021 berjalan.
Siklus pengembangan mesin dan aerodinamika di MotoGP baru akan kembali normal pada 2022.
Sementara untuk kelas Moto2 dan Moto3, seluruh bagian motor mereka tidak akan berubah selama dua musim ke depan.