News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jalan Terjal Presiden BWF Ubah Format Penilaian Bulutangkis 21x3 jadi 11x5

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo saat melawan wakil Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada babak semi final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020). Marcus dan Kevin melaju mulus ke final indonesia Masters 2020 usai mengalahkan Aaron Chia dan Soh Wooi Yik dua gim sekaligus dengan skor 21-19 dan 21-19. Tribunnews/Jeprima

Tetapi suara yang didapatkan belum memenuhi seperti suara yang bisa mengesahkan keputusan tersebut.

Penolakan sebagian besar dilakukan oleh anggota asosiasi bulutangkis dunia yang berasal dari Benua Asia.

Baca: UPDATE RANKING BWF 2020 Pasca All England: Praveen/Melati Tembus 4 Besar, Anthony Ginting Anjlok

Baca: Usai Juarai All England Open 2020, Viktor Axelsen Justru Terkena Denda dari BWF

Walaupun demikian, Poul-Erik Hoyer selaku Presiden BWF mengaku akan terus memperjuangkan agar gagasannya tersebut bisa disetujui agar cabang tepok bulu semakin menarik menjadi tontonan publik.

"Saya perlu mendapatkan dukungan mayoritas dua pertiga suara untuk menuntaskan gagasan ini," beber Poul-Erik Hoyer.

"Saya benar-benar telah mendapat dukungan tetapi saya tidak berpikir sudah ada dua pertiga yang telah mendukung," sambungnya.

Gagasan yang disampaikan oleh sang Presiden BWF yang berasal dari Denmark tersebut sebenarnya sudah ditanggapi oleh dua pebulutangkis top dunia.

Dua pebulutangkis dunia yang telah memberikan komentar terhadap gagasan tersebut adalah Viktor Axelsen (Denmark) dan Lin Dan (China).

Jonatan Christie (kiri) dan Viktor Axelsen (kanan) kala bersua pada laga semifinal French Open 2019 di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Prancis, Sabtu (26/10/2019) (BADMINTON INDONESIA)

Viktor Axelsen yang merupakan penerus Poul-Erik Hoyer sebagai pebulutangkis tunggal putra andalan Denmark mengungkapkan format baru tersebut akan berkutat dengan fisik para atlet.

"Format 11x5 akan menguras bagian fisik permainan karena seseorang tidak harus dituntut kuat fisik saja untuk memenangkan pertandingan," ungkap Viktor Axelsen yang baru saja menjuarai All England 2020.

"Itu justru akan terasa membosankan juga, saya menikmati dan berkembang dengan sistem yang memainkan fisik," lanjutnya.

Dua kali juara Olimpiade, Lin Dan pernah mengatakan dirinya tidak setuju dengan gagasan tersebut.

Hal ini dikarenakan memang sistem penilaian saat ini sudah tepat serta tidak perlu perubahan sama sekali.

"Aku tidak suka itu karena saya tidak berpikir untuk membuat perubahan seperti itu akan bagus untuk permainan," tegas Lin Dan.

"Tidak ada yang salah dengan sistem yang berlaku untuk saat ini," pungkasnya.

Menarik untuk melihat bagaimana keberlanjutan dari gagasan Presiden BWF tersebut terkait keinginannnya untuk mengganti penilaian skor 21x3 menjadi 11x5 nantinya.

(Tribunnews/Dwi Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini