TRIBUNNEWS.COM - Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) secara terbuka menyampaikan harapannya kepada pemerintah agar berkenan memberikan kelonggaran kepada para atletnya untuk berlatih ke kamp pelatihan.
Para pebulu tangkis Malaysia tercatat belum berlatih di kamp pelatihan sejak pemberlakuan lockdown pada 18 Maret lalu.
Pemberlakukan lockdown tersebut terpaksa dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus corona.
Terbaru, pemberlakukan lockdown tersebut telah diperpanjang hingga 12 Mei mendatang.
Menyikapi situasi tersebut, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) berharap pemerintah memberikan kelonggaran khusus kepada para atletnya untuk kembali berlatih di kamp pelatihan.
Baca: Pelaksanaan Piala Thomas & Uber Mundur, Direktur Pelatih BAM Puji Keputusan BWF
Baca: BAM Imbau Ganda Putra Malaysia Tak Perlu Resah Kehilangan Jatah Olimpiade Tokyo 2020
Permintaan kelonggaran tersebut juga tetap akan menjaga protokol kesehatan nasional terhadap penanganan wabah virus corona.
Dilansir dari The Star, Datuk Kenny Goh selaku Sekretaris BAM menyampaikan pihaknya tengah berkomunikasi dengan pemerintah setempat terkait hal tersebut.
Secara khusus ia berharap pemerintah memberikan kesempatan kepada para atlet bulu tangkisnya utamanya yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo untuk bisa berlatih di kamp pelatihan.
"Kami tahu beberapa negara telah memulai kembali pelatihan mereka dalam skala yang lebih kecil dan tentu saja kami ingin melakukan hal yang sama jika memungkinkan," harap Kenny Goh.
"Tetapi sekali lagi itu harus dilakukan dengan tertib karena kesehatan dan keselamatan para pemain adalah prioritas utama kami," tambahnya.
Baca: Pengakuan Lee Chong Wei Soal Tahun Terbaiknya Semasa jadi Atlet Bulu Tangkis
Baca: Tanggapan Lee Chong Wei Perihal Wacana Perubahan Sistem Penilaian 21x3 jadi 11x5
Lebih lanjut, Kenny Goh telah mencoba mendiskusikan dengan dewan olahraga setempat terkait kelonggaran yang diharapkan tentang pelatihan.
"Kami telah membahas masalah ini dengan Dewan Olahraga Nasional (NSC) dan mengusulkan agar pelatihan dilakukan tetapi tetap dalam prosedur sesuai standar yang berlaku," lanjut Kenny Goh.
"Di antaranya dengan cara membatasi jumlah pemain dan pelatih di aula, berlatih menjaga jarak sosial, dan semua pemain kembali diuji kesehatannya sebelum diizinkan untuk melanjutkan latihan," harapnya.
Kenny Goh menyakini usulannya tersebut akan segera ditindaklanjuti oleh Dewan Olahraga Nasional (NSC) demi kebaikan para atlet.
"Saya percaya NSC sedang mengerjakan sesuatu dimana hal itu untuk mendapatkan lampu hijau dari Dewan Keamanan Nasional bagi atlet Olimpiade untuk melanjutkan pelatihan," tegasnya.
Baca: BWF Tunjuk Delapan Wajah Baru Duta Kampanye I Am Badminton, Termasuk Zheng Siwei/Huang Yaqiong
Baca: PBSI Tunggu Keputusan BWF Terkait Jadwal Indonesia Open 2020 Super 1000
Jika usulannya tersebut, Denny Goh akan meminta para atlet yang akan berlaga dalam ajang Olimpiade untuk diprioritaskan terlebih dahulu untuk berlatih.
"Jumlah keseluruhan kami sekitar 120 pemain dan pelatih di seluruh sektor termasuk tim junior nasional," tutur Kenny Goh.
"Tim utama kami hanya sekitar 20% dari jumlah tersebut," lanjutnya.
"Tidak waktu untuk disia-siakan, ia akan memakan waktu yang cukup lama bagi mereka untuk kembali mendapatkan ketajaman dan kembali ke kondisi normal setelah absen sekian lama," curhat Kenny Goh.
Walaupun, Kenny Goh menyadari ditundanya berbagai turnamen seharusnya tidak membuat para atlet terlena dengan keadaan.
"Meskipun tidak ada turnamen sampai Agustus nanti, masih banyak hal yang harus dilakukan," pungkasnya.
Di kamp pelatihan Indonesia, para atlet bulu tangkis tanah air memang telah menjalani latihan ringan sejak 13 April lalu.
PBSI bahkan telah mengagendakan untuk menggelar latihan penuh setelah hari raya nantinya.
Tim bulu tangkis China juga dilaporkan telah memulai latihan mereka di Pusat Olahraga Sguangliu di Sichuan, Chengdu, sejak pekan lalu.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)