Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perenang difabel Indonesia, Jendi Pangebean mengaku sangat kecewa mendengar kabar ASEAN Para Games 2020 Filipina resmi dibatalkan.
Kabar tersebut sebelumnya diumumkan langsung oleh pemerintah Filipina yang alasannya karena ingin fokus untuk penanganan pandemi Covid-19 pada 11 Mei 2020.
Jendi yang mendengar kabar tersebut saat dirinya berada di rumah, karena pelatnas NPC Indonesia yang terpusat di Solo memulangkan seluruh atletnya karena pandemi Covid-19 pada akhir Maret lalu.
“Jadi pertama ini pemulangan (atlet) dari pelatnas kan akhir Maret, tapi kami itu yang atlet paralimpik itu awal April pulangnya,” cerita Jendi kepada Tribunnews, Selasa (19/5/2020).
“Nah terus sebelumya kita sudah diberitahu ASEAN Para Games itu statusnya masih ditunda sampai September. Takutnya anggaran dari pemerintah berlebihan kan, jadinya kita dipulangkan dulu, terus bilang kalau fix September awal Agustus itu kita dipanggil lagi ke Pelatans,” sambungnya.
Jendi yang sudah mempersiapakan dirinya sejak lama pun mengaku sangat kecewa Filipina membatalkan ASEAN Para Games.
Bahkan ia menduga bahwa Covid-19 ini jadi momentum yang tepat bagi mereka untuk membatalkan, lataran sebelumnya Filipina telah menunda jadwal sebanyak dua kali.
Kesiapan penyelenggaraan dari segi pendanaan jadi faktor utamanya.
“Tapi setelah dipulangkan, minggu lalu saya dapat kabar bahwa pihak Filipina sudah membatalkan, itu saya dikirim surat lewat grup WA,”
“Ya pas dengar itu sempat emosi, kecewa banget lah karena kami persiapan ini suda cukup lama, sudah satu tahun lebih. Apalagi kalau saya kan awal 2019 sudah mulai pelantas mandiri kan kan tahun itu banyak kejuaraan juga,” pungkasnya.
Kini Jendi tetap menjalani latihan mandiri, ia berharap Covid-19 segera berlalu dan kejuaraan single event yang sebelumnya tertunda bisa diadakan pada akhir tahun ini.
Di tahun depan, dirinya juga bersiap untuk mengikuti Paralympiade 2021 Tokyo, Peparnas 2021 Papua dan ASEAN Para Game 2021 Vietnam.