TRIBUNNEWS.COM - Indra Wijaya yang baru saja didapuk sebagai pelatih baru tunggal putri Malaysia mengaku berang mendengar sebutan 'Kamp Indonesia'.
Sebutan 'Kamp Indonesia' sendiri merupakan sebuah perwujudan dimana baru-baru ini jajaran pelatih bulu tangkis Malaysia didominasi oleh wajah-wajah asal Indonesia.
Terdapat empat mantan pebulu tangkis asal Indonesia yang kini menduduki jabatan penting di jajaran pelatih Malaysia.
Keempat pelatih asal Indonesia yang didapuk sebagai pelatih kepala bulu tangkis Malaysia tersebut antara lain Hendrawan, Flandy Limpele, Indra Wijaya, dan Paulus Firman.
Baca: Jajaran Pelatih Bulutangkis Malaysia Didominasi Orang Indonesia, Sang Mantan Ingatkan BAM
Hendrawan menjadi pelatih asal Indonesia yang kini menangani sektor tunggal putra Malaysia.
Sementara itu, Flandy Limpele dan Indra Wijaya masing-masing melatih nomor ganda putra dan tunggal putri.
Ada pula nama Paulus Firman yang dipercaya menangani sektor ganda campuran Malaysia.
Keempat-empatnya diharapkan mampu membawa arah positif bagi para pebulu tangkis Malaysia guna menorehkan prestasi terbaik.
Mulai dari Final Piala Thomas dan Uber, Piala Sudirman, hingga perhelatan Olimpiade Tokyo nantinya.
Menanggapi berbagai isu yang ada, Indra Wijaya mengaku cukup terkejut dengan isu yang berada di Indonesia.
"Ini lucu karena tidak pernah terlintas di pikiran saya sama sekali," ujar Indra Wijaya kepada Time Sport, dilansir New Straits Times.
"Saya cukup terkejut membaca bebeberapa berita utama dari Indonesia," tambahnya.
Pelatih yang kini berusia 46 tahun tersebut memandang tidak layak bahwa jajaran pelatih Malaysia sekarang disebut sebagai kamp Indonesia.
Hal ini mengingat setiap pelatih diyakini memiliki profesionalitas tersendiri dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Karena setiap pelatih akan bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi anak didikannya masing-masing.
"Sejujurnya saya sudah menghabiskan beberapa tahun bekerja dengan Hendrawan (pelatih tunggal putra) dan Paulus Firman (pelatih ganda campuran) yang juga telah berada di sini selama dua tahun," ungkap Indra Wijaya.
"Ini hanya perombak dari susunan pelatih nasional, Flandy Limpele yang datang untuk melatih ganda putra, satu-satunya inklusi asing yang baru," tambahnya.
Baca: Menelisik Perseteruan Hebat Dua Raja Bulu Tangkis Dunia, Lee Chong Wei vs Lin Dan
Baca: Lee Chong Wei Sebut Perjuangan Lin Dan Demi Gapai Olimpiade Kelima Amat Sulit
Indra Wijaya cukup yakin dengan rasa profesionalitas yang dimiliki para pelatih akan mampu mengesampingkan ego masing-masing.
"Kami masing-masing memiliki tanggung jawab kami dan kami ingin melakukan pekerjaan dengan baik, itu saja," harap mantan pebulu tangkis asal Indonesia tersebut.
"Tidak ada isu tentang dominasi kehadiran orang Indonesia," lanjut Indra Wijaya.
Indra Wijaya sendiri dapat dikatakan sudah memiliki pengalaman luas dalam menangani pemain didikannya secara profesional.
Sebelum dipinang Malaysia, dirinya sudah pernah melatih tim Korea Selatan selama dua tahun.
Tidak main-main, ia melatih mantan tunggal putra terbaik dunia, Son Wan Ho.
Indra Wijaya juga tercatat pernah melatih mantan peraih medali perunggu tunggal putri dalam ajang Kejuaraan Dunia wanita, Song Ji Hyun.
"Sebagai pelatih profesional, kami terus bergerak untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dan menghasilkan lebih banyak pemain bagus," ungkap Indra Wijaya.
Indra Wijaya yang sebelumnya didapuk sebagai assisten pelatih tunggal putra, kini mendapatkan tantangan baru memimpin tim tunggal putri.
Baca: Mengulas Sosok Magnus Johannesen, Tunggal Putra Masa Depan Denmark yang Idolakan Momota
Baca: Mengenal Lee Chong Wei, Sosok Raja Super Series Tanpa Gelar Juara Dunia dan Olimpiade
Hal itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi Indra Wijaya untuk mengangkat performa tunggal putri Malaysia di percaturan bulu tangkis dunia.
"Mengambil alih sektor tunggal putri disini adalah hal baru bagi saya," ujar Indra Wijaya.
"Saya harus mulai mengenal para pemain dengan baik tetapi saya sangat bersemangat dengan tugas baru ini," tutupnya.
Indra Wijaya akan menjadi pelatih baru bagi deretan tunggal putri Malaysia.
Seperti Soniia Cheah, S. Kisona, hingga Goh Jin Wei.
Sebelumnya, dominasi orang-orang asing yang menangani tim Malaysia tersebut juga mendapat sasaran kritik dari mantan pebulu tangkis andalan Malaysia, Ong Ewe Hock.
Baca: Impian Sang Bidadari Bulu Tangkis Malaysia, Bangun Akademi bersama Sabahat Karib di Cina
Ong Ewe Hock sempat berpikir apakah kualitas pelatih dalam negeri tidak lebih baik dari mereka sehingga BAM lebih memilih pelatih asing menangani tim bulu tangkis Malaysia.
"Benarkah pelatih lokal kita lebih rendah dibandingkan dengan rekan mereka dari negara lain," tanyanya.
"Saya kira tidak, jika ya, kami tidak memiliki mantan pelatih kami yang saat ini bertugas di luar negeri," pungkas Ong Ewe Hock.
Tercatat ada memang beberapa pelatih asal Malaysia yang saat ini yang justru tengah menikmati karier kepelatihannya di luar Negeri Jiran.
Misalnya, ada Wong Tat Meng yang menangani tim bulu tangkis Korea Selatan.
Ia mendapatkan tugas menangani mantan pemain nomor satu dunia, Son Wan Ho.
Ada pula tiga nama pelatih asal Malaysia yakni Tan Kim Her, Jeremy Gan, dan Lee Wan Wah yang melatih tim Jepang.
Belum lagi, sosok Lim Pek Siah yang saat ini menangani tim Singapura.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)