TRIBUNNEWS.COM - Tepat hari ini 38 tahun silam pada 21 Mei 1982, tim bulu tangkis China menggondol gelar Piala Thomas untuk pertama kalinya.
Momen bersejarah tersebut terjadi ketika tim China mengandaskan perlawanan Indonesia di final Piala Thomas 1982.
Permainan atraktif yang ditunjukkan oleh para pemain China seperti Han Jian hingga Chen Changjie membuat Indonesia harus puas sebagai runner-up.
Dilansir BWF, perhelatan Piala Thomas 1982 saat itu juga diwarnai catatan sejarah penting.
Dimana momen pagelaran Piala Thomas kala itu dihelat di Inggris.
Fakta menariknya adalah karena penyelenggaran Piala Thomas tersebut menjadi yang pertama kalinya kembali digelar di Eropa semenjak edisi perdana tahun 1949.
Baca: Pusarla V Sindhu Alami Kering Gelar & Prestasi, Sang Mantan Juara Nasional Angkat Bicara
Baca: Lee Chong Wei Sebut Perjuangan Lin Dan Demi Gapai Olimpiade Kelima Amat Sulit
Hal menarik lainnya, pagelaran Piala Thomas 1982 digelar di empat tempat yang berbeda.
Empat tempat tersebut antara lain Huddersfield, Gloucester, Preston, dan Birmingham.
Selain itu, tanggal pelaksanaan partai puncak juga diselenggarakan selama dua hari yakni 20 dan 21 Mei.
Bahkan, Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip disebut pernah hadir langsung menyaksikan pertandingan Piala Thomas pada hari kedua tanggal pelaksanaannya.
Penampilan tim China memang sangat luar biasa dalama partisipasinya dalam kejuaraan tersebut pada kala itu.
Sebagai contoh, tim China berhasil mengandaskan perlawanan Denmark dengan skor telak 8-1.
Kekalahan Denmark tersebut akibat absennya pebulu tangkis andalan mereka saat itu yakni Morten Frost.
Kemenangan berharga tersebut akhirnya mampu mengangkat kepercayaan diri tim China untuk mendulang gelar pertama saat berlaga di final.
Di partai puncak, kontingen China telah ditungguh oleh Indonesia yang saat itu diperkuat oleh Liem Swie King.
Pada partai final akhirnya China berhasil mengalahkan Indonesia lewat skor 5-4.
Han Jian menjadi salah satu pahlawan China dengan menyumbangkan dua poin bagi negaranya.
Baca: Menelisik Perseteruan Hebat Dua Raja Bulu Tangkis Dunia, Lee Chong Wei vs Lin Dan
Baca: Mengulas Sosok Magnus Johannesen, Tunggal Putra Masa Depan Denmark yang Idolakan Momota
Baca: 5 Pebulu Tangkis Ini Resmi Lulus dari Program Star Creation BWF
Pertama, dia menjadi aktor yang menyamakan skor dengan mengalahkan Lius Pongoh di sektor tunggal putra kedua.
Han Jian selanjutnya mampu mengalahkan legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King di nomor tunggal putra keempat.
Dua poin yang diberikan Han Jian tersebut akhirnya mampu menyamakan kedudukan tim menjadi 3-3 saat itu.
Momentum kemenangan langsung beralih ke tim China setelah laga tersebut.
Alhasil China semakin terlihat bersemangat meraih kemenangan selanjutnya.
Betul saja, China kembali meraih kemenangan lewat Chen Changjie dan Sun Zhian/Yao Ximing.
Chen Changjie berhasil mengalahkan Luis Pongoh kembali.
Sementara, pasangan Sun Zhian/Yao Ximing meraih kemenangan atas Kartono/Rudy Heryanto.
Alhasil kemenangan tersebut berhasil membantu tim China menyegel gelar juara setelah unggul 5-3.
Partai terakhir yang mempertemukan antara Christian Hadinata/Liem melawan Luan Jin/Lin Jiangli sudah berpengaruh.
Sehingga, laga tersebut akhirnya dimenangi wakil Indonesia yang membuat skor akhir 5-4.
Baca: Mengenal Lee Chong Wei, Sosok Raja Super Series Tanpa Gelar Juara Dunia dan Olimpiade
Banyak orang yang memandang pertempuran saat itu merupakan salah satu final terbesar.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang mantan Presiden BWF, Sir Craig Reedie.
Sir Craig Reedie mengatakan pertarungan antara Indonesia versus China kala itu menjadi final paling seru dalam sejarah Piala Thomas.
Ia juga tak sungkan memuji sportifitas yang ditunjukkan oleh para pemain yang berlaga dalam laga tersebut.
"Trofi itu disajikan dan diarak oleh China di tengah adegan ucapan selamat dari tim Indonesia yang hebat dan tepuk tangan meriah dari penonton," kenang Sir Craig Reedie.
Hingga pada akhirnya, gelar yang diraih China tersebut sudah bertamabah sembilan hingga sekarang.
China sekarang total sudah mengoleksi 10 gelar Piala Thomas.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)