TRIBUNNEWS.COM - Peta kekuatan sektor ganda putra dunia cabang olahraga bulu tangkis dalam perhelatan Olimpiade menjadi sesuatu yang cukup menarik dibahas.
Indonesia dapat dikatakan menjadi salah satu negara tersukses dimana tiga medali emas telah direbut wakil tim Merah Putih di sektor ganda putra.
Total enam medali telah berhasil diraih oleh kontingen tim merah putih ketika berlaga di nomor ganda putra dalam ajang Olimpiade sejak 1992.
Sementara itu, Korea Selatan dan China menjadi dua negara yang mengintai posisi Indonesia di puncak perolehan medali emas sektor ganda putra.
Keduanya sama-sama telah mengoleksi dua medali emas sektor ganda putra sampai dengan saat ini.
Baca: Ulasan Sejarah Olimpiade, Indonesia Masih Tanpa Medali Emas di Sektor Ganda Putri
Baca: Dianggap The Next Lee Chong Wei, Lee Zii Jia Bertekad Ubah Tekanan jadi Motivasi
Dikutip dari akun instagram @badmintonterkini, kontingen Indonesia sejauh telah menyabet total enam medali di nomor ganda putra ajang Olimpiade.
Rinciannya adalah tiga medali emas, satu medali perak, dan dua medali perunggu.
Tiga medali emas yang diraih oleh tim Merah Putih tersebut berhasil diraih oleh tiga pasangan ganda putra Indonesia pada masanya.
Ketiga-tiganya yakni Ricky Subagya/Rexy Mainaky (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), dan Markis Kido/Hendra Setiawan (2008).
Baca: Indra Wijaya Bongkar Alasannya Putuskan Keluar dari Tim Badminton Korea Selatan
Kegagalan pasangan Eddy Hartono/Rudy Gunawan mendulang medali emas di final Olimpiade 1992.
Akhirnya mampu diwujudkan oleh pasangan Ricky Subagya/Rexy Mainaky yang mampu mendulang medali emas dalam perhelatan Olimpiade Atalanta 1996.
Kala itu, keduanya mampu membuka keran gelar juara tim Indonesia saat mampu mengalahkan wakil Malaysia, Yap Kim Hock/Chean Soon Kit di partai puncak.
Dalam laga sengit tersebut, akhirnya pasangan Ricky Subagya/Rexy Mainaky mampu menyudahi perlawanan lawannya dengan skor akhir 5-15, 15-13, dan 15-12.
Empat tahun berselang, medali emas sektor ganda putra kembali berhasil diamankan wakil Indonesia.
Pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya menjadi dua pebulu tangkis ganda putra yang memenangkan medali emas di Olimpiade Sydney 2000.
Keduanya mampu mengalahkan wakil Korea Selatan, Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung di partai final.
Lewat permainan rubber game, pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya mengalahkan lawannya dengan skor akhir 15-10, 9-15, dan 15-7.
Baca: Indra Wijaya Ungkap Perbedaan Iklim Kepelatihan di Korsel dan Malaysia
Kemenangan berharga tersebut akhirnya membuat pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya mencatatkan namanya sebagai salah satu peraih medali emas Olimpide.
Hanya saja, pada perhelatan Olimpiade berikutnya yang digelar di Athena, Yunani.
Kontingen ganda putra Indonesia gagal tampil maksimal sehingga medali emas yang dua kali beruntun didapatkan akhirnya direbut oleh wakil Korea Selatan.
Wakil Korea Selatan yang akhirnya mampu menisbatkan diri sebagai peraih medali emas Olimpiade 2004 adalah Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon.
Beruntung, Indonesia kembali berhasil meraih emas di sektor ganda putra dalam perhelatan Olimpiade 2008 di Beijing.
Indonesia mampu mendulang emas lewat pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade 2008.
Lebih mengharukannya, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan mampu meraih medali emas tersebut tepat satu hari sebelum perayaan HUT RI tahun 2008.
Kala itu, meraih medali emas setelah mengalahkan Cai Yun/Fu Haifeng, melalui pertarungan rubber game, 12-21, 21-11, 21-16.
Medali emas yang diidam-idamkan pun akhirnya kembali berhasil diraih oleh Indonesia melalui pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan.
Baca: Flandy Limpele Tangani Ganda Putra Malaysia, Indra Wijaya Akui Sempat Terkejut
Hanya saja, dua perhelatan turnamen Olimpiade berikutnya yakni 2012 dan 2016, Indonesia gagal mendulang emas.
Mengingat Cina menjadi negara yang cukup mendominasi sektor tersebut dalam dua perhelatan terakhir Olimpiade.
Sebagaimana ketika pasangan Cai Yun/Fu Haifeng meraih medali emas bulu tangkis sektor ganda putra di Olimpiade London 2012.
Dan, pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan yang mampu mendulang medali emas dalam perhelatan Olimpiade Rio 2016.
Tentu sebuah hal menarik ketika disinggung peluang kontingen Indonesia perihal kesempatan kembali merebut medali emas dalam perhelatan Olimpiade Tokyo tahun depan.
Pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan akan menjadi dua andalan Indonesia di sektor ganda putra dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Performa brilian yang ditunjukkan keduanya dalam beberapa tahun terakhir diharapkan bisa berlanjut dalam ajang Olimpiade tahun depan.
Tahun lalu saja, pasangan Marcus/Kevin berhasil mendulang delapan gelar bergengsi bertajuk super series.
Baca: Hendra Setiawan Ungkap Dua Faktor Pembeda Dibalik Superioritas Minions
Baca: Kalah di Final All England 2020, Minions Ungkap Sedikit Terburu-buru
Pasangan berjuluk Minions tersebut tercatat mampu meraih gelar bergengsi mula Indonesia Open, China Open, Japan Open, Denmark Open, French Open, Fuzhou China Open, Indonesia Masters, hingga Indonesia Open.
Sementara itu, prestasi tak kalah apik juga mampu ditorehkan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang mampu meraih gelar bergengsi pada tahun lalu.
Mulai dari All England, Kejuaraan Dunia, hingga BWF World Tour Final 2019.
Tentu berbagai capaian tersebut diharapkan mampu membuat keduanya termotivasi untuk kembali merebut medali emas sektor ganda putra bagi Indonesia.
Daftar Perolehan Medali Sektor Ganda Putra dalam Ajang Olimpiade:
Indonesia (6 Medali): 3 Emas, 1 Perak, 2 Perunggu
Korea Selatan (7 Medali): 2 Emas, 2 Perak, 3 Perunggu
China (4 Medali): 2 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu
Malaysia (3 Medali): 2 Perak, 1 Perunggu
Denmark (1 Medali): 1 Perak
Inggris (1 Medali): 1 Perunggu
Daftar peraih medali emas sektor ganda putra ajang Olimpiade dalam sejarah:
1992: Park Joo-bong/Kim Mon-soo (Korea Selatan)
1996: Ricky Subagya/Rexy Mainaky (Indonesia)
2000: Tony Gunawan/Candra Wijaya (Indonesia)
2004: Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (Korea Selatan)
2008: Markis Kido/Hendra Setiawan (Indonesia)
2012: Cai Yun/Fu Haifeng (China)
2016: Fu Haifeng/Zhang Nan (China)
(Tribunnews/Dwi Setiawan)