TRIBUNNEWS.COM - Terselip sebuah cerita yang cukup menarik dibalik proses kepindahan Valentino Rossi ke tim Petronas Yamaha SRT.
Waktu yang dibutuhkan oleh Rossi untuk pindah dari tim utama ke tim satelit Yamaha memang memang waktu yang cukup lama.
Sebelum akhirnya proses kepindahan Rossi ke tim Petronas Yamaha SRT dirilis sebelum pagelaran MotoGP Catalunya 2020, akhir pekan lalu.
Peresmian tersebut sekaligus mengakhiri proses tarik ulur antara Rossi dan pihak Petronas selama lebih kurang setengah tahun sejak Februari 2020.
Menurut petinggi Yamaha Lin Jarvis, penandatanganan kontrak antara Rossi dan Petronas sempat tertunda berbulan-bulan karena rumitnya kesepakatan yang harus disetujui kedua belah pihak.
"Butuh proses panjang untuk menyatukan keduanya karena rumitnya kesepakatan," kata Lin Jarvis, seperti dilansir dari The Race.
"Biasanya, kontrak hanya antara kami dan Vale. Setiap pembaruan memakan proses yang sederhana dan cepat selesai," Jarvis menambahkan.
"Namun, kali ini sedikit berbeda karana dia akan tetap menjadi pebalap Yamaha, tetapi kami menempatkannya di tim Petronas," ucap Jarvis.
Hal tersebut juga diamini oleh bos Petronas Razlan Razali, pria Malaysia itu menilai Rossi bukan pebalap biasa.
Razali menganggap Rossi adalah aset ekonomi, sehingga setiap detail kontraknya harus diperhatikan dengan cermat.
"Valentino bukan pebalap biasa. Dia adalah komoditas," kata Razlan Razali.
"Ada undang-undang yang haru dipatuhi dan melibatkan banyak pihak, sehingga kesepakatan ini tidak mudah," ucapnya menambahkan.
"Dia memiliki hak merek dagang. Kami harus memastikannya bahwa itu semua dilindungi dan tentu saja kami juga berdiskusi dengan kru Rossi,".
"Akhirnya, setelah semuanya oke, Yamaha membuat kontrak," ujar Razlan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Rumitnya Proses Kepindahan Valentino Rossi ke Petronas".