Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Suprianto, legenda bulu tangkis tunggal putra Indonesia yang pernah meraih ranking 1 dunia tahun 1993 silam.
Joko juga berperan penting di keberhasilan Indonesia meraih hattrik Piala Thomas tahun 1994, 1996, dan 1998.
Namun, dari deretan prestasi yang diraihnya, ada satu kegagalan yang masih membekas di hatinya hingga saat ini.
Olimpiade tahun 1996, yang bertempat di Atlanta, Amerika Serikat.
Joko Suprianto takluk di babak perempat final melawan pebulu tangkis Malaysia, Rashid Sidek dua set langsung. Rashid pun kala itu keluar sebagai peraih medali emas Olimpiade.
Ada nilai yang bisa diambil oleh penerusnya dari kisah gagalnya Joko Suprianto kala itu.
"Saat itu saya memang favorit meraih medali emas. Itu performa puncak saya, dan saya diunggulkan. Sebelumnya, di kejuaraan lain, saya selalu menang ketika berjumpa dengannya. Saat itu saya terlalu percaya diri. Namun justru dia menguasai pertandingan dan keluar sebagai pemenang," kenang Joko saat ditemui Warta Kota baru-baru ini di Victory Hall Badminton, Bogor, tempatnya melatih.
Ia masih ingat betul bagaimana seorang Rashid kegirangan mengalahkan dirinya, mengalahkan unggulan pertama di Olimpiade.
Kegirangan yang sama juga dirasakan oleh pesaing Joko dari negara lain (Demnark) melihat terhentinya dirinya di tangan Rashid.
"Kalau dibilang menyesal ya pasti saya menyesal. Terlalu percaya diri, dan sedikit meremehkan lawan, menganggap semua kan sama. Tapi itu lah pembelajaran. Selepas itu memang saya bangkit lagi," tambahnya.