Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Saat ini, Efram Reinaldo, atlet Perbakin Kota Tangerang terbilang sukses untuk kategori menembak di kaliber 177.
Beragam prestasi memang sudah diraih olehnya dimana terbaru adalah Juara 1 benchrest 25 meter di Danyonif 7 tahun 2020, di Lampung dan Juara 3 Babinsa shooting championship 2020 di Senayan, Jakarta.
Namun, ada pula kisah yang memalukan yang pernah ia alami kala pertama kali ikut kejuaraan menembak.
Efram masih ingat kala tahun 2017 lalu, dirinya ikut kejuaraan menembak Bascot 6 di Jakarta sembari ditemani oleh sang istri.
"Saya ikut kejuaraan menembak multi range, 18 hingga 41 meter. Tapi ternyata kejuaraannya itu menembak sambil berdiri, saya latihan menembak sambil duduk," tururnya di Stadion Sport Center.
Lanjutnya, ia tidak mengetahui informasi soal menembak sambil berdiri.
Saat latihan, dirinya pun percaya diri dimana dalam kelas multi range, dalam tempo dibawah empat menit, hanya satu sasaran yang tidak kena, sedangkan peserta lainnya, dalam waktu 10 menit ada sekira lima atau enam sasaran tidak kena.
"Saya percaya diri sekali. Saya bilang ke istri kalau saya akan bisa meraih hasil maksimal, dalam hati, saya merasa hebat," tuturnya.
Saat ikut lomba, dirinya melihat peserta yang lain lomba menembak dengan posisi berdiri. Bahkan sang istri sempat menanyakan apakah benar ia akan ikut lomba menembak sambil berdiri, secara dirinya latihan menembak dengan posisi duduk.
Namun, ia berpikir positif bahwa meja untuk menembak segera disiapkan oleh panitia.
"Ternyata pas mereka mulai lomba, itu sambil berdiri. Saya tanya ke seseorang untuk konfirmasi. Ternyata lombanya sambil berdiri. Saya langsung ajak istri pulang," ucapnya.
Ia pun meninggalkan lokasi lomba dan tidak bermain akibat kesalahan strategi latihan menembak.
"Kami langsung pulang, padahal itu perlombaan pertama saya," tutupnya