Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COMRafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana Kemenpora yang bekerja sama dengan Kemenkes dalam pembangunan laboratorium anti doping di Solo tak hanya akan menghemat anggaran pemerintah, yang selama ini mengirim sampel angi doping ke luar negeri.
Jika laboratorium sukses dibangun, maka akan positif pula nama Indonesia di dunia olahraga.
Namun, seberapa pentingkah anti doping bagi atlet?
Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto pun memberikan pandangannya.
"Anti doping tidak dapat sipisahkan dari olahraga, bahkan lembaga anti doping saja diatur di Piagam Olimpiade. Kami bahkan mengedukasi kepada seluruh pemangku olahraga agar memerhatikan ini, jangan sampai atlet memakai doping," ungkap Gatot baru-baru ini kepada Warta Kota.
Lajutnya, kisah atlet Rusia yang memakai doping di Olimpiade 2014 lalu, membuat Badan Anti Doping Dunia (WADA) memberikan sanksi berat yaitu tidak bisa tampil di ajang olahraga dunia seperti Olimpiade Tokyo 2020, Olimpiade musim dingin, Beijinh bahkan hingga Piala Dunia tahun 2022.
Hal ini pula yang diwanti-wanti oleh pihak Kemenpora agar menjadi perhatian bersama.
"Jangan sampai atlet kita ada memakai doping. Kami mengedukasi dengan intens untuk ini," tuturnya.