Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ajang lomba lari internasional seri perdana, Indonesia Marathon yang digagas oleh KONI Pusat kembali mempersiapkan diri di tahun 2021 ini.
Seperti diketahui, Indonesia Marathon sebelumnya diagendakan dihelat pada 23 Agustus 2020. Akan tetapi karena pandemi Covid-19 membuat Indonesia Marathon ditunda.
Direkrut lomba Indonesia Marathon Riena Tambunan mengatakan untuk persiapan Indonesia Marathon bisa diadakan di tahun ini sudah cukup siap.
Baca juga: Menpora Bakal Promosikan PON Papua di Event Indonesia Marathon
Hanya saja masih ada beberapa sektor yang masih harus disesuaikan dan dikoordinasikan.
“Untuk Indonesia Marathon itu kan sebenarnya persiapannya sudah matang, cuma masih banyak yang kami harus koordinasi ulang karena kan kondisi (pandemi covid-19) naik turun nih,” kata Riena saat mengunjungi Kantor Tribun Network, Rabu (20/1/2021).
Riena menjelaskan pihaknya juga telah menyiapkan tim khusus yang bakal berkoordinasi dengan tim satgas Covid-19.
Baca juga: Indonesia Marathon Berhadiah Rp 1 Miliar
Menurut Riena di era new normal seperti ini setiap event memang wajib mempunyai tim satgas Covid-19.
Peraturan itu sudah disetujui oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Dari komite sendiri kami sudah siapkan satgas, khusus yang menangani Covid-19 dan kebetulan saya salah satu yang membuatkan peraturan untuk event yang telah disetujui oleh Kemenparekraf dan tembus ke lintasan menteri dan sudah dilaksanakan oleh Borobudur Marathon,” kata Riena.
“Saya sendiri yang merancang (sistem bubble) dan sudah dapat persetujuan dari IAF. Itu yang sudah kita kerjakan bersama World Major Marathon salah satunya Boston dan Marathon besar lainnya. Jadi kalau saya rasa dari teknisnya sudah sekitar 75 persen dan 25 persennya itu kita tinggal koordinasi dengan stakeholder,” jelasnya.
Sementara itu, jika Indonesia Marathon sudah mendapatkan izin dan bisa terselenggara pada pertengahan tahun ini, dikatakan Riena untuk peserta juga bakal disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Pasalnya, saat ini banyak negara yang menerapkan travel bubble yakni suatu negara yang berhasil mengontrol Covid-19 sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.
Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas dan menghindari kewajiban karantina mandiri.
“Peserta yang ikut ribuan, tapi kalau kami di new normal seperti ini dengan adanya travel bubble yang sudah dibuka tentunya terbuka untuk semua negara tapi kalau ada travel bubble kami mengutamakan lokal dan negara-negara tetangga. Kalau event maju tentunya negara-negara tetangga juga akan berani masuk ke Indonesia,”
“Kami juga sudah dapat sounding dari Singapore Marathon. Shanghai Marathon sudah menyelenggarakan dengan 9 ribu orang, tidak ada kasus itu akhir November. Guangzhou Marathon itu Desember dan di Thailand ada 15 ribu peserta di bulan Oktober. Jadi kalau kita jalankan dengan protokol yang sudah kita buat tentu harusnya risikonya bisa kecil,” pungkas Riena.
Sementara itu, untuk lokasi dan jadwal Indonesia Marathon, panitia sudah menyiapkannya, begitu juga dengan protokol kesehatan.
Hanya saja, pihaknya belum bisa membeberkan lantaran masih melihat dinamika pandemi Covid-19 di Indonesia.
Riena pun berharap munculnya vaksin Covid-19 membuat Indonesia Marathon yang rencana diadakan pada pertengahan tahun ini bisa berjalan dengan baik.