Sosok asal Spanyol itu tidak segan menyebut bahwa Valentino Rossi selalu "membangkitkan kebencian" terhadap pesaingnya untuk menang.
"Rossi perlu membangkitkan kebencian pribadi terhadap rivalnya untuk memotivasinya. Itulah yang dia pikirkan," kata Sete Gibernau, dikutip dari Bolasport, Kamis (11/2/2021).
"Kami dulu berteman baik, tetapi setelah mulai bersaing, kami tidak lagi menjadi teman, dan kami tidak memiliki hubungan apa pun lagi," katanya.
Baru-baru ini Valentino Rossi juga kembali menebar bumbu konflik dengan rival di MotoGP era kini, Marc Marquez.
Lebih lanjut, pebalap berusia 41 tahun itu enggan memaafkan Marquez atas insiden yang terjadi pada MotoGP 2015.
Insiden yang dimaksud ialah pada balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada MotoGP musim 2015.
Sebelum seri ke-17 di Sepang, tensi sudah memanas sebelum balapan ketika Rossi menuding ada "konspirasi" dari Marquez, yang kans juaranya saat itu sudah menipis, memuluskan jalan Jorge Lorenzo menjadi juara dunia.
Kemudian, di arena balapan Rossi dan Marquez terlibat salip-menyalip.
Puncaknya saat lomba menyiasakan 14 lap, saat The Doctor menyenggol sang rival. Marquez pun terjatuh karena tersenggol.
Sementara itu, Rossi finis di posisi ketiga, tetapi insiden tersebut menjadi petaka baginya.
Sebab, ia dihukum start paling terakhir pada seri penentu di Valencia sehingga gagal juara dunia. Sejak saat itu, hubungannya pun merenggang bersama Marquez. (Agung Kurniawan/BolaSport)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Valentino Rossi Diklaim "Tebar Kebencian" kepada Rival untuk Motivasi Diri"