TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara poin yang disorot atas keputusan yang memaksa kontingan Indonesia mundur dari All England Open 2021 adalah dugaan tindak diskriminatif.
Hal itu merujuk pada kejadian tujuh kasus positif di hari pertama All England 2021 pada kontingen sejumlah negara, namun akhirnya mereka tetap bisa bermain meski sempat mengalami penundaan.
Hal ini yang memicu protes dari pemain-pemain Indonesia yang bertanding di All England 2021.
Baca juga: Protes Keras Marcus Gideon, Singgung 7 Kasus Positif Covid Berubah Jadi Negatif di All England 2021
Baca juga: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021, Shame on You-All England Jadi Trending Topic
Indonesia terpaksa mundur dari All England Open 2021 kendati beberapa pemain telah bertanding pada babak pertama turnamen Super 1000 tersebut.
Para pemain Indonesia mundur dari All England Open 2021 setelah diketahui berada dalam penerbangan yang sama dengan penumpang anonim yang positif Covid-19.
Baca juga: Misterius, Sosok Penumpang yang Bikin Seluruh Wakil Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021
Hampir seluruh pemain dan anggota tim Indonesia mendapatkan pemberitahuan dari National Heatlh Service (NHS) untuk melakukan isolasi mandiri selama 10 hari.
Baca juga: Kronologi Tim Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021, Keraguan BWF soal Hasil Tes COVID-19
Regulasi Covid-19 di Inggris mengatur bahwa seluruh penumpang penerbangan yang sama diwajibkan melakukan isolasi mandiri selama 10 hari terhitung sejak hari kedatangan.
Dari 24 tim yang berangkat, hanya ada empat yang tidak menerima email serupa.
Mereka adalah Mohammad Ahsan (atlet), Irwansyah (pelatih tunggal putra), Iwan Hermawan (kasubid sport science PBSI), dan Gilang (masseur).
Indonesia bukan satu-satunya negara partisipan All England Open 2021 yang tersandung kasus Covid-19.
Baca juga: Fakta Kasus Covid-19 di All England 2021, Penundaan Babak Pertama Hingga Kabar Wakil Indonesia
Sebelumnya ada tujuh pemain/pelatih/staf dari Denmark, India, dan Thailand yang mendapat hasil positif Covid-19 dalam tes yang digelar sebelum turnamen.
Salah satunya adalah asisten pelatih Denmark, Thomas Stavngaard, setelah hasil tes pada Selasa (16/3/2021) pagi menyatakan dirinya positif terpapar Covid-19.
Dikutip dari Sport.TV2.dk, kasus Stavngaard sempat membuat para pemain Denmark yang terlibat kontak dengan sang pelatih terancam mundur dari turnamen.
Situasi serupa juga dialami tim bulu tangkis India yang harus menjalani isolasi sampai empat anggota tim yang bermasalah dinyatakan negatif.
Baca juga: Protes Keras Marcus Gideon, Singgung 7 Kasus Positif Covid Berubah Jadi Negatif di All England 2021
Selain tujuh anggota tim yang positif Covid-19, BWF juga mencatat hasil inkonklusif dalam jumlah yang signifikan ketika masa persiapan hanya tersisa satu hari.
Situasi tersebut memaksa BWF, panitia All England, dan seluruh manajer tim untuk memutuskan bahwa babak pertama turnamen akan ditunda beberapa jam.
BWF, Badminton England, dan Public Health England kala itu sepakat untuk melakukan tes ulang.
Pada akhirnya semua pemain dan pelatih dinyatakan negatif Covid-19 menurut hasil tes yang keluar pada Rabu (17/3/2021) pagi waktu setempat.
All England Open 2021 akhirnya berlangsung meski babak pertama harus digelar hingga menjelang dini hari waktu setempat.
Akan tetapi, BWF dan panitia tidak bisa campur tangan ketika para pemain Indonesia mendapat masalah serupa setelah tersangkut kasus Covid-19.
BWF menjelaskan bahwa perintah untuk melakukan isolasi berasal dari pemerintah Inggris Raya sehingga mereka mau tidak mau harus mematuhi protokol yang ditetapkan.
Perlu dicatat juga bahwa insiden yang menimpa tim Indonesia berada di luar kendali BWF dan panitia karena terjadi saat keberangkatan.
Baca Juga: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, BWF pun Tidak Bisa Berbuat Apa-apa
Humas PBSI, Fellya Hartono, menjelaskan perbedaan antara kasus yang menimpa tim Indonesia dengan tiga negara lain yang akhirnya mendapat lampu hijau untuk bertanding.
"Kalau yang tujuh orang kemarin (Denmark, Thailand, dan India), hasil swab mereka positif itu saat dites di hotel dan dilakukan oleh panitia BWF dan All England," tuturnya.
"Sementara kami dipaksa mundur karena mendapat email dari Pemerintah Inggris yang mengatakan bahwa kami satu pesawat dengan orang yang positif covid 19."
Meski begitu, protes diutarakan oleh para pemain Indonesia.
Salah satunya adalah pemain ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon, yang mengkritik ketidaksiapan BWF dan panita dalam menggelar turnamen.
Marcus juga menuntut sikap yang adil dari BWF terhadap tujuh anggota negara lain yang sempat dinyatakan positif terpapar Covid-19.
"Jika ada aturan ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena Covid, BWF seharusnya sudah mendaftarkan sistem bubble yang menjamin keamanan kami," tulis Marcus di Instagram.
"Pemain seharusnya menjalani sebuah karantina sebelum turnamen."
"Agar adil, orang yang telah diuji positif harus menjalani tes lain karena kami kami tidak percaya lagi dengan tes yang covid yang mereka jalankan."
"Seperti yang Anda lihat tujuh kasus positif bisa berubah jadi negatif hanya dalam satu hari," tukas pemain nomor satu dunia itu.
BERITA TERKAIT ALL ENGLAND 2021
Artikel Tayang di BolaSport dengan Judul " All England Open 2021, Indonesia DIcekal, BWF Pasrah, Marcus Gideon Geram"