TRIBUNNEWS.COM - Terdapat perjuangan yang tak mudah harus dirasakan Lee Zii Jia sebelum berhasil menisbatkan diri sebagai pemenang utama turnamen All England 2021, pekan lalu.
Pebulu tangkis tunggal putra andalan Malaysia itu menceritakan situasi sulit yang sempat ia hadapi sebelum digelarnya ajang All England.
Lee Zii Jia mengaku sempat depresi mengingat hasil buruk yang ia torehkan dalam ajang rangkaian BWF Tour pada Januari lalu.
Performa buruk yang ia tampilkan dalam tiga rangkaian turnamen yang digelar di Thailand itulah dipandang mengganggu pikiran dan mentalnya.
Baca juga: Berkaca Kasus All England, PSSI Dipersilakan Sewa Pesawat Buat Timnas Indonesia ke UEA
Baca juga: Cerita Mohammad Ahsan di All England 2021: Saya Kaget Dikasih Tahu Usai Tanding
Ditambah berbagai kritikan pedas netizen membuat Lee Zii Jia sempat terpojokkan dan merasa frustrasi.
Hingga pada akhirnya Lee Zii Jia berhasil membalikkan keadaan dengan menjadi jawara All England edisi tahun ini.
Keberhasilan Lee Zii Jia mengalahkan Viktor Axelsen (Denmark) dalam partai final membuat pebulu tangkis ranking 8 dunia itu menyegel gelar perdananya dalam turnamen paling bergengsi di dunia tersebut.
"Itu adalah momen yang sangat sulit bagi saya, mungkin yang terburuk dalam karier saya sejauh ini," ujar Lee Zii Jia dilansir The Star.
'Saya kehilangan semua kepercayaan diri dan bahkan memiliki pikiran negatif tentang tidak dapat bangkit kembali,".
"Untungnya saya berhasil mengatasi semua itu ketika saya memenangkan All England, itu benar-benar kejutan," tukasnya menambahkan.
Lebih lanjut, Lee Zii Jia sempat merasa mendapatkan bencara besar setelah rentetan kegagalan tiga turnamen penting di Thailand, Januari lalu.
"Turnamen Thailand seperti bencana, pikiran saya menjadi kosong dan saya hanya ingin menyendiri saja," akui Lee Zii Jia.
"Saya memisahkan diri dari semua orang, saya menjadi anti sosial,".
"Saya bahkan mencoba yang terbaik untuk memenangkan diri dan melakukan pencarian jiwa," tambahnya.
Baca juga: Berkaca Kasus All England, PSSI Dipersilakan Sewa Pesawat Buat Timnas Indonesia ke UEA
Tunggal putra penerus Lee Chong Wei itupun saat ini sudah bisa merasakan ketenangan tepatnya setelah menyabet gelar All England 2021.
"Jadi saat ini saya sangat senang dan senang bisa kembali dengan kuat dalam waktu yang singkat," ujar Lee Zii Jia.
"Dan setelah berjuang melalui perjuangan yang besar, saya yakin saya akan lebih siap menghadapi tantangan apapun yang mungkin datang," tutupnya.
Berkat keberhasilannya menjadi jawara All England 2021, Lee Zii Jia berhasil mendongkrak posisi ke delapan di tangga BWF.
Ada Tangisan Hendrawan di Balik Kesuksesan Lee Zii Jia Menangkan All England 2021
Terdapat fakta menarik yang tidak banyak diketahui orang di balik keberhasilan Lee Zii Jia memenangkan gelar All England 2021, beberapa hari yang lalu.
Fakta menarik yang mengiringi kesuksesan Lee Zii Jia tersebut yakni perihal tangisan haru yang dirasakan Hendrawan.
Hendrawan yang merupakan pelatih utama tunggal putra Malaysia mengungkapkan ia tak bisa menahan haru ketika mengingat momen Lee Zii Jia bisa naik di podium tertinggi All England 2021.
Apalagi sebelum momen tersebut pelatih asal Indonesia itu sempat memilih akan mengundurkan diri dari jabatannya.
Baca juga: Buntut Kontroversi Service Judge Laga Ahsan/Hendra di All England 2021, BWF Tak Tinggal Diam
Baca juga: Isi Lengkap Surat Permintaan Maaf BWF ke Indonesia Atas Insiden All England 2021
Hal itu ia lakukan setelah tim tunggal putra menuai hasil mengecewakan dalam gelaran rangkaian BWF World Tour Finals pada Januari silam di Thailand.
Hanya saja surat pengunduran diri yang sempat ia ajukan ditolak karena pihak federasi BAM lantaran masih percaya kepada Hendrawan.
Tak berselang lama akhirnya Hendrawan mampu membantu Lee Zii Jia yang menjadi anak asuhnya meraih gelar All England 2021.
Lee Zii Jia berhak menjadi jawara All England setelah mengalahkan Viktor Axelsen (Denmark) di partai puncak.
Setelah momen keberhasilan Lee Zii Jia menjadi juara, Hendrawan mencoba mengungkit momen sulit yang sempat ia rasakan ketika dipercaya sebagai pelatih tunggal putra.
"Saya ditunjuk sebagai kepala pelatih tunggal putra tahun lalu, tetapi tak ada turnamen apapun yang diadakan karena Covid-19," ungkap Hendrawan dilansir Stadium Astro.
"Setelah saya kembali dari ajang Thailand awal tahun ini, saya langsung menyerah, saya langsung mengajukan surat resign saya kepada BAM,".
"Tetapi BAM menolak untuk menyetujui pengunduran diri saya dan meminta saya mencoba lagi, saya tahu menjadi pelatih kepala Malaysia tidaklah mudah," tambahnya.
Saat ditanya bagaimana perasaannya ketika menyerahkan surat resign, tiba-tiba Hendrawan menetesan air mata selama beberapa saat dalam proses wawancaranya.
"Ya di tunggal, ini pertama kalinya saya memimpin tim sebagai pelatih tunggal putra, tapi hasilnya tidak bagus, maaf, maaf," kata Hendrawan sekalian mencoba menghapus air mata.
Baca juga: Pemerintah Respon Permintaan Maaf BWF dalam Kasus All England Secara Profesional dan Terukur
Baca juga: Soal Insiden All England 2021, Greysia Polii: Ini Tempaan Agar Kami Berprestasi di Olimpiade 2021
"Ya saya telah melatih Malaysia selama 10 tahun, tapi posisi pelatih kepala adalah tugas baru bagi saya, jadi saya perlu belajar,".
"Jujur menjadi pelatih kepala tunggal putra Malaysia itu sangat berat sekali," akuinya.
Hingga pada akhirnya usaha perjuangan Hendrawan setelah surat pengunduran dirinya tak disetujui mampu dioptimalkan untuk membawa anak asuhnya meraih gelar All England, beberapa hari yang lalu.
Hendrawan pun tak segan mengunggah postingan berupa motivasi melalui akun instagram pribadinya.
"Diam buktikan saja," tulis Hendrawan di caption.
"Ketika saya akhirnya selesai, saya akan pergi begitu saja, tidak ada ketakutan, tidak ada argumen dan tidak ada ucapan selamat tinggal," disertai foto yang mengiringinya.
Itulah tangisan haru yang dirasan Hendrawan selaku pelatih tunggal putra Malaysia yang mengiringi keberhasilan Lee Zii Jia menjadi jawara All England 2021.
Berita Terkait All England 2021
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)