News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

MotoGP

Valentino Rossi Alasan Terus, Merasa Sudah Cepat Ternyata Pebalap Lain Lebih Cepat

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Valentino Rossi di paddock Yamaha Petronas SRT.

TRIBUNNEWS.COM -  Sejumlah argumen dilontarkan pebalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, atas hasil jebloknya di dua seri awal MotoGP 2021.

The Doctor mengalami dua pekan yang berat di Sirkuit Losail karena mendapat hasil kurang memuaskan pada MotoGP Doha dan GP Qatar.

Baca juga: Tanda-Tanda Valentino Rossi Gantung Helm Mencuat, Pasrah Dihujat, Sebut Sosok Ini Sebagai Penjilat

Pada MotoGP Qatar, Valentino Rossi start dari posisi ke-4 dan finis di posisi ke-12.

Hasil lebih buruk dia dapat saat MotoGP Doha dengan memulai balapan dari posisi ke-21 dan finis di posisi ke-16.

Rossi menilai, kecepatannya saat membalap sudah lumayan. Nyatanya, para pebalap lain memang tampil kuat dan lebih cepat.

"Yang pasti, itu bukan hasil yang bagus. Start dari belakang sangat sulit karena pada akhirnya kecepatan saya bukanlah bencana. Tetapi, saya tidak cukup bertahan dengan grup pertama, terutama pada lap pertama," kata Valentino Rossi dilansir BolaSport.com dari Crash.

Baca juga: Gak Sopan ke Senior! Valentino Rossi Marah-marah ke Brad Binder, Ini Penyebabnya

Pebalap Petronas Yamaha SRT Valentino Rossi menemukan satu hal kunci yang bikin ia ngacir di MotoGP Doha 2021. (Instagram @sepangracingteam)

"Saya kehilangan waktu terlalu banyak karena dengan ban baru saya tidak cukup kuat. Dan setelah posisi kami tidak terlalu jauh, semua pebalap sangat cepat, sejalan. Semua pebalap dan motor kuat," aku Rossi.

"Saya berharap sedikit lebih baik karena sebelum balapan kami menemukan sesuatu yang tidak terlalu buruk sehingga kami meningkat. Jadi saya pikir, saya memiliki kecepatan yang cukup untuk bertahan dengan grup di depan saya. Pada akhirnya tidak cukup mengambil poin dan itu adalah balapan yang sulit."

Baca juga: Baku Hantam Pebalap Petronas Sprinta dan Indonesia Racing, John McPhee Ikhlas Kena Sanksi

Menurut Rossi, dia perlu meningkatkan cengkeraman belakang dengan ban lunak, karena semua pembalap menggunakan ban lunak.

"Saya sedikit menderita. Saya lebih cepat dibandingkan pekan lalu, tetapi itu tidak cukup," ujar pembalap berjulukan The Doctor itu.

Waktu balapan Rossi 1,2 detik lebih cepat dari minggu sebelumnya. Pembalap berusia 42 tahun itu lebih kompetitif dengan menggunakan ban keras pada siang hari yang panas daripada menggunakan ban lunak yang dibutuhkan untuk sesi kualifikasi dan balapan malam hari.

Salah satu perubahan yang dilakukan pada MotoGP Doha adalah beralih kembali ke swingarm aluminium daripada serat karbon.

"Kami menggunakan swingarm aluminium karena saya mengalami banyak getaran di bagian belakang. Setelah beberapa lap, ban terlalu banyak menderita dan mulai banyak bergetar. Jadi dengan aluminium itu sedikit lebih baik, saya tetap memiliki getaran, tetapi lebih dapat dikendalikan," tutur Rossi.

"Hari ini kami menemukan beberapa pengaturan berbeda juga untuk elektronik yang berarti saya dapat bertahan dengan kecepatan yang lebih konstan. Sayangnya, posisi saya di awal sangat buruk."

Baca Juga: Puncaki Klasemen MotoGP 2021, Johann Zarco Ingin Terus Berkembang

"Sekarang sulit karena semua pembalap dan semua motor kuat. Dalam sepuluh detik, Anda berada di urutan ke-15! Kami harus melihat di trek balapan lain, mulai dari Portimao, untuk memahami apakah kami lebih kompetitif," ucap Rossi.

Sejarah terukir pada balapan MotoGP Doha 2021 setelah pembalap yang finis 15 besar memiliki total selisih waktu 8,928 detik.

Artinya jarak antara pemenang balapan MotoGP Doha 2021, Fabio Quartararo, dengan Miguel Oliviera (KTM) yang finis di urutan ke-15 selisih waktunya 8,928 detik.

Lima balapan dengan pembalap yang finis 15 besar punya selisih waktu terdekat dalam sejarah MotoGP adalah GP Doha 2021 (8,928 detik), GP Qatar 2021 (16,422 detik), GP Aragon 2020 (15,941 detik), GP Qatar 2019 (15,093 detik), dan GP Belanda 2018 (16,043 detik).

Konsumsi ban belakang yang berlebihan sering menjadi masalah bagi Rossi pada musim-musim sebelumnya. Apakah peralihan Yamaha ke sasis model 2019 pada tahun 2021 mungkin memperburuk masalah?

"Tidak, menurut saya bukan sasisnya. Bukan perbedaan besar dan sasis baru membantu sedikit untuk berbelok tetapi itu tidak cukup," ujar Rossi.

Qatar secara tradisional menjadi tempat yang kuat bagi Rossi dan hasil 2021 adalah torehan terburuknya di sirkuit.

Tetapi, dia tidak menarik kesimpulan apa pun menuju seri balap Eropa pertama di Portimao, Portugal, 16-18 April mendatang.

"Setiap tahun banyak berubah dan bagaimanapun di Eropa ada banyak trek bagus untuk saya. Jadi, kami berharap saat kembali ke Eropa kami bisa lebih kuat," katanya.

Rossi dan Franco Morbidelli yang menggunakan motor A-Spec sama-sama harus melupakan balapan di Qatar, sementara tim pabrikan Yamaha memenangkan dua balapan di Sirkuit Losail melalui Maverick Vinales dan Fabio Quartararo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini