Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Adik almarhum Markis Kido, Bona Septano merasa sangat kehilangan atas wafatnya yang kakak.
Dirinya pun tak henti-hentinya mengucurkan air mata saat jenazah Markis Kido mulai dimasukan ke dalam pusara, ditutupi tanah hingga ditaburi bunga.
Bona terlihat sangat terpukul, meski demikian Bona mencoba tegar dengan memeluk sang Ibu yang juga tak henti-hentinya meneteskan air mata – melepas kepergian Markis Kido.
“Luar biasa ya, (Markis Kido) sosok yang bisa gantikan ayah. Bisa jadi kakak yang baik, tanggung jawab sama keluarga, sayang sama semua keluarga. Selalu mikirin adik-adiknya, semua anak-anaknya, mamah, semua kakaknya juga. Jadi dia sosok yang luar biasa,” buka Bona usai acara prosesi pemakaman Markis Kido di TPU Kebon Nanas, Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (15/6/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Bona juga turut menceritakan kronologi kepergian Markis Kido.
Markis Kido yang diduga meninggal karena serangan jantung saat bermain bulutangkis di GOR kawasan Alam Sutera
Bona mengatakan memang sang Kakak sebelumnya sempat mengeluhkan tak enak badan dan tengah mengkonsumsi obat.
“Jadi semalam sekitar jam 7 kurang saya dikabari kalau Uda lagi main jatuh tak sadarkan diri. Saya coba telepon Pak Chandra Wijaya yang main bersama Uda, dia benarkan itu dan sudah dibawa RS. Tapi masih di IGD jadi tak tahu kondisinya. Saya siap-siap langsung ke RS Omni. Di tengah jalan dokter dari IGD memberi kabar Uda nggak ada,” cerita Bona sembari menahan kesedihannya.
“Jadi beberapa hari sebelumnya agak tidak enak badan, tapi ya normal saja karena Uda tensinya tinggi dari dulu jadi rutin minum obat. Hari jumat cek tensi tinggi coba bawa ke dokter terus tetap lanjut minum obat rutin,” jelasnya.
Kesedihan Bona tak tertahan saat dirinya menceritakan momen terakhir bersama sang Kakak dan keluarga.
Bahkan saat itu, Ibundanya sempat melarang Markis Kido untuk bermain badminton yang mana malam itu jadi permainan terakhir Markis Kido.
“Sebelum berangkat ke Tangerang juga sempat makan bareng di luar sama Mamah, masih ngobrol ketawa tawa tidak ada firasat apa-apa. Terus siang juga makan di luar sama mamah, cerita banyak. Sore baru izin pamit sama Mamah mau pergi main sama Chandra Wijaya,” cerita Bona.
“Mamah sempat ngelarang karena kondisinya lagi kurang fit jadi suruh di Rumah saja. Tapi kata Uda bilang tidak apa-apa karena buat senang-senang saja, cuma ketemu teman saja, jadi tidak cape-cape,” pungkasnya.