Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olimpiade Tokyo 2020 tinggal menghitung hari.
Kontingen Indonesia pun telah mematangkan diri, bahkan satu kontingen berangkat terlebih dulu ke Jepang yaitu kontingen bulu tangkis.
Satu kontingen lain yang jadi andalan meraih medali yakni angkat besi.
Dari catatan yang ada, atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan tak henti menyumbangkan medali Olimpiade, terakhir adalah medali perak di Olimpiade Rio 2016 lalu.
Pada Olimpiade Tokyo, lima atlet angkat besi Indonesia pun siap mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia, yaitu Eko Yuli, Rahmat Erwin Abdullah, Windy Cantika, dan Nurul Akmal.
Meski Joko Pramono selaku wakil ketua umum pengurus besar persatuan angkat besi seluruh Indonesia (PB PAPSI), mengatakan angkat besi tanpa target di Olimpiade Tokyo, namun ternyata ada misi tersembunyi disana.
Hal ini dijelaskan olah pelatih angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja.
"Memang atlet tidak dipatok harus meraih medali apa (tanpa memberi beban), namun ini adalah olahraga terukur. Insya Allah ada peluang untuk meraih medali," ujar pelatih angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, Selasa (13/7/2021).
Melalui statistik yang ada, ia tak menapik Eko Yuli Irawan di nomor 61 Kg menjadi unggulan pertama Indonesia untuk memberikan keping medali Olimpiade, dan kini pilihannya tergantung pada pemain sendiri, apakah mampu meraih keping emas, perak atau perunggu.
Andalan kedua ada pada Windy di nomor 49 Kg, Deni di nomor 67 Kg.
Bukan berarti Rahmat dan Nurul dikesampingkan. Semua atlet diberikan pesan khusus untuk memberikan yang terbaik.
"Mereka punya enam kali kesempatan angkatan, dimana hasil akan ditotal. Jadi kesempatan itu yang mesti dimaksimalkan agar berhasil," tambah Dirdja.
Seperti diketahui, dalam cabang angkat besi dikenal dua jenis angkatan yakni Snatch dan Clean & jerk, dimana setiap angkatan diberikan kesempatan tiga kali angkatan untuk masing-masing kelasnya.