Di setiap turnamen yang saya ikuti, saya hanya inguin belajar sebanyak mungkin," jelasnya.
Pengalaman yang paling terasa baginya jelang Olimpiade Tokyo 2020 saat mengikuti turnamen awal tahun ii, meskipun saat itu China dan Jepang absen.
Baca juga: Jadwal Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2021: Dimulai 24 Agustus, Live TVRI
"Tiga turnamen di Thailand ini merupakan turnamen terakhir sebelum Olimpiade.
Meskipun pemain Cina dan Jepang tidak bergabung kali ini, saya masih berhasil bermain melawan pemain berpangkat tinggi lainnya dari dunia. Itu benar-benar pengalaman yang bermanfaat," tuturnya.
An Se-yong telah berjalan jauh hingga bisa lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Peluang dia untuk menang terbuka lebar dengan semangat dan kegigihan yang dia lakukan.
Proses belajar peringkat 8 dunia itu masih akan terus terbuka, termasuk momen-momen sulit saat kalah dan gagal memenangkan turnamen.
"Saya akan menggambarkan diri saya sebagai tidak lengkap.
"Perjalanan saya masih panjang dan harus bersaing dengan lebih banyak pemain," tambahnya.
Satu di antara masalah yang dihadapi pemain adalah sikap emosional diri sendiri, dan itulah yang disadari An Se-young, bagaimana dirinya bisa mengatur ritme agar terus memberikan penampilan terbaik.
"Saya harus belajar bagaimana mengendalikan emosi dengan baik dalam hal menang atau kalah.
"Saya tahu ada momen baik dan buruk dalam karier saya dan saya rasa harus bekerja lebih keras untuk membuat diri saya lebih lengkap," tegasnya.
Olimpiade Tokyo 2020 adalah olimpiade pertama bagi An Se-young, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjaga kehormatan besar ini.
"Awal memenangkan tiket Olimpiade sudah merupakan suatu kehormatan besar.
"Saya sekarang mengincar medali emas, meskipun ini adalah Olimpiade pertama saya. Tapi saya tahu tidak baik serakah, jadi saya haru memberikan yang terbaik di setiap pertandingan," pungkasnya.
Berita terkait Olimpiade Tokyo 2020
(Tribunnews.com/Sina)