News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Olimpiade 2021

Kunci Utama Singkirkan Praveen/Melati di Olimpiade 2021, Zheng/Huang Bermodal Kesalahan Lawannya

Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pebulu tangkis Indonesia Praveen Jordan dan Indonesia Melati Daeva Oktavianti melakukan tos lima besar dalam pertandingan penyisihan grup bulu tangkis ganda campuran mereka melawan Mathias Christiansen dari Denmark dan Alexandra Boje dari Denmark selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 25 Juli 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Ganda campura Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva terhenti di babak Perempat Final Olimpiade Tokyo 2021 cabang olahraga bulutangkis, Rabu (28/7/2021).

Praveen/Melati disingkirkan oleh sang lawan bebuyutan Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang merupakan unggulan satu dunia asal China.

Dengan kemenangan straight game 21-17 dan 21-15, Zheng/Huang menjegal langkah Praveen/Melati di Perempat Final.

Kekalahan tersebut membuat Indonesia tidak memiliki wakil lagi di sektor ganda campuran Olimpiade Tokyo 2021.

Pebulutangkis Indonesia Melati Daeva Oktavianti (tengah) melakukan pukulan di samping pasangan Praveen Jordan dalam pertandingan penyisihan grup bulu tangkis ganda campuran mereka melawan Simon Wing Hang Leung dan Gronya Somerville dari Australia selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 24 Juli, 2021. (Pedro PARDO / AFP)

Baca juga: 2 Catatan Kegagalan Praveen/Melati di Olimpiade 2021: Permainan Monoton & Kurang Kreativitas

Baca juga: Dilipat Ganda China, Praveen/Melati Minta Maaf, Akui Zheng/Huang Superior

Zheng/Huang pun membeberkan kunci keberhasilannya dengan menyebut wakil Indonesia tersebut tidak memberikan permainan terbaiknya.

Menurut Zheng Siwei, kemenangan ini salah satunya berkat kesalahan permainan Praveen/Melati.

Meskipun begitu, kesalahan unggulan ganda campuran Indonesia nomor 4 itu tetap dimaklumi karena tidak adanya turnamen berpengaruh pada peforma.

Sebagaimana diketahui, agenda turnamen resmi BWF terpaksa banyak yang ditunda akibat pandemi Covid-19.

Hal ini dinilai berdmpak pada peforma pebulutangkis ketika harus menemukan permainan terbaiknya di sebuah turnamen.

“Kami telah membuat persiapan yang cukup dalam hal taktik yang ditargetkan terhadap mereka," kata Zheng Siwei dikutip dari laman Xinhuanet.

"Tapi di sisi lain mereka mungkin tidak dalam kondisi terbaik mereka karena pandemi.

"Mereka membuat beberapa kesalahan di lapangan, yang memberi kami peluang untuk menang,” tambahnya.

Ganda Campuran Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong (instagram/bwf.official)

Baca juga: Hasil Bulutangkis Olimpiade 2021: Anthony Ginting Bikin Repot Sirant, Ini Calon Lawan di 16 Besar

Adapun Huang menambahkan, bahwa mereka telah sepenuhnya bersiap untuk beberapa skenario terburuk seperti pertemuan dengan Praveen/Melati sebelumnya.

Termasuk tertinggal di set kedua setelah kalah di game pembuka, atau Jordan mencetak poin berturut-turut saat melakukan servis.

Kemenangan di Perempat Final Olimpiade Tokyo 2021 ini adalah pertandingan kesepuluh bagi keduanya.

Praveen/Melati pun menambah rekor kekalahan mereka menjadi 8 kali dari pasangan ganda campuran China nomor 1 dunia.

“Ketika kami memimpin 14-6, Jordan melakukan servis untuk mendapatkan beberapa poin berturut-turut. Ini adalah salah satu kesulitan yang kami persiapkan.

"Saat itu kami tidak panik dan mencoba memobilisasi diri lebih baik untuk berjuang. setiap poin," terang Huang.

“Kami telah mengantisipasi keunggulan mereka dengan servis Jordan, jadi ketika mereka mengejar kami, kami masih memiliki keyakinan bahwa kami bisa mengambil alih permainan,” tandas Zheng.

Nova Widianto (PBSI)

Sementara itu, Nova Widianto selau pelatih ganda campuran Indonesia angkat bicara mengenai kegagalan anak asuhnya.

Menurutnya, Praveen/Melati sudah memberikan penampilan terbaiknya yang terkenal ngotot di dalam lapangan.

Permainan ngotot Praveen/Melati lebih terlihat saat meladeni Zhang/Huang dibanding pada babak fase grup sebelumnya.

"Kalau dari segi permainan dan gregetnya sudah bagus dibanding di fase grup lalu, sampai terakhir mereka juga tidak menyerah," ucap Nova Widianto, pelatih yang mendampingi.

"Tapi kita harus akui lawan hari ini main lebih bagus, kita kalah cepat terutama di permainan depan," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia memperingatkan bahwa hasil ini merupakan tanggung jawabnya sebagai pelatih.

Ini bertujuan agar anak asuhnya tidak terlalu mendapat tekanan mengingat masih ada turnamen berikutnya yang kemungkinan mulai digelar pasca berhenti akibat pandemi.

"Kecewa pasti karena mereka ditarget meraih medali, tapi saya melihat mereka sudah maksimal hari ini. Apapun hasilnya saya berterima kasih karena mereka sudah berjuang.

"Kekalahan ini tetap tanggung jawab saya sebagai pelatih, ini menjadi introspeksi saya dan tim pelatih ganda campuran," ujar Nova dikutip dari laman Badmintonindonesia.

"Setelah ini Jordan/Melati kami fokuksan untuk turnamen-turnamen berikutnya. Masih banyak turnamen hingga akhir tahun, bahkan masih ada Kejuaraan Dunia dan Piala Sudirman. Saya rasa mereka bisa fokus ke sana.

"Tapi itu akan menjadi tantangan karena sepengalaman saya, setelah Olimpiade yang penantiannya panjang lalu hasilnya kurang memuaskan, mental dan semangat pemain bisa drop. Itu yang saya alami dulu. Semoga ini tidak terjadi pada mereka," pesan Nova.

(Tribunnews.com/Ipunk)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini