TRIBUNNEWS.COM - Sektor tunggal putra di cabor bulutangkis Olimpiade 2021 telah sampai pada babak semifinal, dan pertandingan untuk perebutan tiket final akan berlangsung, Minggu (1/8/2021).
Keempat pebulu tangkis yang melenggang ke semifinal Olimpiade Tokyo 2021 meliputi Viktor Axelsen, Kevin Cordon, Anthony Sinisuka Ginting dan Chen Long.
Pada laga besok, Kevin Cordon akan menantang pebulu tangkis asal Denmark, Viktor Axelsen. Adapun Anthony Sinisuka Ginting terlebih dahulu harus melewati hadangan Chen Long untuk menembus partai final.
Baca juga: Olimpiade 2021 - Hancurnya 2 Skenario Final Perang Saudara hingga Kisah Manis Ginting & Cordon
Baca juga: Jadwal Badminton Olimpiade 2021 di TVRI - Langkah Ginting ke Final & Emas Menanti Greysia/Apriyani
Berbagai skenario terus bermunculan mengenai dua pebulu tangkis yang bisa menapak ke partai puncak.
Akan tetapi, nama Anthony Sinisuka Ginting jelas diharapkan oleh publik Tanah Air bisa menapak ke partai final dan meraih medali tertinggi.
Sedangkan potensi lawan yang akan dihadapi nanti adalah Viktor Axelsen. Pebulu tangkis asal Denmark ini dijagokan untuk meraih medali emas saat unggulan pertama, Kento Momota tersingkir di fase grup.
Skenario laga final yang mempertemukan Anthony Sinisuka Ginting vs Viktor Axelsen diprediksi memiliki peluang terbuka.
Di atas kertas, Viktor Axelsen jelas lebih diunggulkan untuk menapak ke partai final.
Kevin Cordon memang tak diprediksi sama sekali bisa melaju ke babak empat besar. Mengingat ia memiliki rekam jejak yang kurang apik di gelaran Olimpiade.
Dari empat kali partisipasinya, pebulu tangkis asal Guatemala itu selalu gagal dan tak pernah menembus babak semifinal Olimpiade.
Baru pada tahun ini, Cordon menorehkan tinta emas sekaligus membuat dongeng kesuksesannya melaju ke empat besar.
Meskipun demikian, Axelsen sudah mendengungkan ambisinya bahwa dirinya siap untuk menghentikan kisah manis Kevin Cordon.
“Saya tidak berpikir siapa pun akan menduga Kevin (Cordon) akan melakukannya dengan baik. Sungguh menakjubkan apa yang telah dia lakukan di sini sejauh ini. Rasa hormat yang besar. Dia adalah pria yang luar biasa dan ini adalah cerita yang luar biasa," ucap Axelsen mengutip dari laman Badminton Europe.
"Tetapi saya akan melakukan yang terbaik untuk mengakhiri cerita itu. Ini akan sangat menyenangkan, tetapi apa pun bisa terjadi di Olimpiade, itu berarti saya harus fokus," jelasnya.
Beralih ke laga lainnya, di mana Anthony Ginting bakal menghadapi lawan berat di babak empat besar nanti.
Chen Long, adalah unggulan keenam yang juga merupakan pebulu tangkis yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade 2016 lalu.
Ia merupakan juara bertahan. Misi Chen Long tentu ingin mengulangi torehan empat tahun silam, di mana bisa meraih medali tertinggi.
Namun pebulu tangkis asal China itu tak bisa memandang remeh untuk bisa dengan mudah untuk melewati hadangan Ginting.
Bahkan, jika dilihat dari rekor head to head, Ginting lebih diunggulkan untuk mengalahkan Chen Long.
Ginting tercatat unggul dengan meraih delapan kali kemenangan dan baru kalah empat kali dari tunggal putra China tersebut.
Pertemuan terakhir kedua pemain terjadi di ajang BWF World Tour Finals 2019. Kala itu, Anthony Ginting berhasil mengatasi perlawanan Chen Long di babak semifinal dengan 21-14, 9-21, 21-14.
Berkaca pada rekor pertemuan di atas, Ginting jelas punya modal bagus di babak semifinal nanti.
Selain faktor head to head, faktor stamina jelas mempengaruhi laga nanti. Chen Long yang sudah berusia 32 tahun harus menghadapi kecepatan Ginting yang berusia 24 tahun.
Meskipun demikian, laga final Ginting vs Axelsen ini merupakan skenario yang berdasarkan pada performa maupun head to head.
Anthony Ginting diharapkan bisa menjawab ekspektasi dengan prestasi pada Olimpiade 2021.
Ia juga di ambang rekor baru dengan menjadi pebulu tangkis pertama setelah 17 tahun untuk menyumbangkan medali emas di Olimpiade.
Terakhir kali Indonesia meraih torehan tersebut dari sektor tunggal putra pada penyelenggaraan Olimpiade 2004 di Athena.
Saat itu Taufik Hidayat yang non unggulan berhasil meraih medali tertinggi diikuti Sony Dwi Kuncoro yang meraih perunggu.
(Tribunnews.com/Giri)