TRIBUNNEWS.COM - Siapa yang mengira, Kevin Cordon bisa melaju hingga semifinal bulutangkis Olimpiade 2021?
Pebulu tangkis tunggal putra asal Guatemala itu memberi kejutan setelah pertama kalinya melenggang ke semifinal Olimpiade 2021 dengan mengalahkan Heo Kwang-hee, Sabtu (31/7/2021).
Kevin Cordon dengan pedenya mengalahkan pebulu tangkis asal Korea yang mengalahkan unggulan satu dunia, Kento Momota dua set langsung, 21-13 dan 21-18.
Ini adalah Olimpiade keempat bagi Kevin Cordon, dia tercatat sebagai pebulu tangkis pertama asal Guatemala, Amerika Latin yang berhasil mencapai tahap semifinal Olimpiade.
Baca juga: Sorotan Olimpiade 2021 - Potensi Final Ginting vs Axelsen, Chen Long Hambatan dan Cordon Kejutan
Bukan perkara mudah bagi Kevin Cordon untuk bisa mencapai level ini, apalagi disaat pandemi, di mana pusat olahraga di negara asalnya digunakan untuk pusat perawatan pasien virus corona.
Laporan itu disampaikan ESPN, dilansir Aleteia, La Union, Zacapa, adalah kota di mana Kevin Cordor menjalani pemusatan latihan.
Namun situasi tersebut tak membuatnya patah arah dan menciutkan impiannya untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2021.
Dia menemukan tempat-tempat baru dan aneh untuk melanjutkan pemusatan latihannya.
Termasuk ketika menjalani latihan di aula paroki sebuah gereja (Paroki San Francisco de Asis) di kota Zaacapa.
Hal itu diungkap oleh seorang Pastoral Pemuda Guatemala dan Amerika Tengah, Gabbriel GT.
Dalam akun media sosialnya, Gabbriel memberikan informasi bagaimana Kevin Cordon latihan di aula gereja di kotanya.
Latihan itu berjalan sejak Agustus 2020.
Baca juga: Olimpiade 2021 - Hancurnya 2 Skenario Final Perang Saudara hingga Kisah Manis Ginting & Cordon
"Suatu hari saya pergi melihat ke ruang tamu untuk melihat bagaimana ketinggian, cahaya, dan ruangannya. Ini memiliki ukuran yang sama dengan lapangan.
"Jadi, saya menelpon ayah saya dan menjelaskan bahwa saya tidak bisa kehilangan ritme permainan karena tidak diketahui kapan turnamen akan dimulai.
"Dia tidak menghalangi saya, dia hanya mengatakan kepada saya untuk mendukung mereka dengan cahaya dan semua itu.
"Kemudian saya berbicara dengan walikota dan polisi, dan mereka memberi saya lampu hijau," kata Kevin Cordon kepada ESPN.
Sementara itu, Gabbriel mengungkan, bagaimana kondisi pandemi di negaranya membuat gereja tersebut harus ditutup dan Kevin Cordon menggunakan cahaya buatan.
"Gereja-gereja dibiarkan tanpa dana karena pandemi, Kevin menutup semua jendela dan harus menggunakan cahaya buatan sepanjang waktu untuk latihan, memintanya untuk membayar listrik yang dia gunakan sendiri itu logis, adil dan praktis tidak ada apa-apanya untuk paroki," tulis Gabbriel.
Perjuangan Kevin Cordon mendapat dukungan sepenuhnya dari negaranya, lingkungan, keluarga, hingga Federasi Bulu Tangkis Guatemala.
"Jadi semua perlengkapan berasal dari ibu kota, sedangkan di sini kita kurang lebih memasang penerangan dan menutup saluran masuk udara. Sebisa mungkin kita adaptasi karena dilatih di federasi," lanjut Kevin kepada ESPN.
Baca juga: Pelatih Indonesia Tularkan Tradisi Bulutangkis ke Guatemala, Loloskan Kevin Cordon ke Semifinal
Profil Kevin Cordon
Kevin Cordon sudah berkecimpung di dunia tepok bulu sejak usia 11 tahun, menurut informasi BWF.
Awalnya tidak sengaja, tetapi setelah itu dia berhasil memenangkan turnamen pertama dan terus berlanjut menekuni bulu tangkis hingga saat ini menjadi pahlawan bagi negaranya.
"Saya mengenal badminton dengan tidak sengaja," ujar Kevin Cordon, dikutip dari BWF.
"Saya pergi ke pertandingan bulutangkis lokal dan mulai bermain."
"Tiga bulan kemudian saya memenangkan turnamen pertama saya," jelasnya.
Baca juga: Profil Kevin Cordon, Pebulutangkis Didikan Pelatih asal Indonesia, Main Badminton Secara Tak Sengaja
Setelah kecemplung di dunia tersebut, ia mendedikasikan dirinya untuk tampil dengan baik.
Impiannya pun berubah seiring profesinya sebagai seorang pebulutangkis.
Ia sangat ingin tampil di ajang Olimpiade mewakili negaranya.
"Impian saya adalah bersaing di level Olimpiade," sambungnya.
Dengan capaian ini, berkat sumbangsih seluruh elemen Guatemala, Kevin Cordon bisa menunjukkan bukti dan memberikan penampilan terbaiknya di Olimpiade Tokyo 2020.
Dia bisa menjadi contoh bagi negaranya, bagi anak-anak untuk masa depan, bahwa bulu tangkis adalah cabang olahraga yang layak untuk dimainkan selain sepak bola.
"Anak-anak dan remaja yang semakin bersemangat tentang Olimpiade dan Kevin Cordon harus memanfaatkan (Olimpiade 2021) sekarang," pungkas Gabbriel.
Berita terkait Olimpiade 2021
(Tribunnews.com/Sina)