TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan Greysia Polii / Apriyani Rahayu sukses mempersembahkan medali emas dari cabang bulu tangkis nomor ganda putri Olimpiade Tokyo.
Sejak kali pertama cabang bulutangkis dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992, para atlet Indonesia tercatat telah merebut delapan medali emas.
Susy Susanti menjadi yang pertama. Dia meraih medali emas di nomor tunggal putri pada Olimpiade 1992 Barcelona.
Pada perhelatan yang sama, Alan Budikusuma yang turun di nomor tunggal putra juga sukses membawa pulang medali emas.
Empat tahun berselang, giliran pasangan ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja yang meraih podium tertinggi di Olimpiade Atlanta 1996.
Medali emas kembali didapatkan Indonesia di nomor ganda putra pada Olimpiade Sydney 2000. Kali ini berkat Tony Gunawan/Candra Wijaya.
Taufik Hidayat (tunggal putra) melanjutkan tradisi emas Indonesia di cabor badminton Olimpiade empat tahun setelahnya, yakni pada perhelatan Olimpiade Athena 2004.
Selanjutnya, pada Olimpiade Beijing 2008, Markis Kido/Hendra Setiawan menyumbang medali emas untuk Indonesia di nomor ganda putra.
Tradisi emas Indonesia di cabor bulu tangkis Olimpiade sempat terhenti pada 2012 (London). Tim badminton Indonesia pulang tak membawa medali satu pun saat itu.
Namun, pada Olimpiade Rio 2016, kembali meraih medali emas melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang turun di nomor ganda campuran.
Berikut daftar pebulutangkis Indonesia yang meraih emas olimpiade:
- Susy Susanti Barcelona 1992 Tunggal putri
- Alan Budikusuma Barcelona 1992 Tunggal putra
- Rexy Mainaky/Ricky Subagja Atlanta 1996 Ganda putra
- Tony Gunawan/Candra Wijaya Sydney 2000 Ganda putra
- Taufik Hidayat Athena 2004 Tunggal putra
- Markis Kido/Hendra Setiawan Beijing Ganda putra
- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Rio 2016 Ganda campuran
- Greysia Polii/Apriyani Rahayu Tokyo 2020 Ganda putri
Air mata bahagia Greysia/Apriyani
Greysia Polii/Apriyani Rahayu tak kuasa menahan air mata bahagia atas rasa bangga mereka bisa meraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo.
Kepastian itu mereka dapatkan setelah mengalahkan wakil China Chen Qing Chen/Jia Yia Fia dengan dua game langsung, 21-19, 21-15, Senin (2/8/2021).
Greysia mengaku sangat bersyukur bisa meraih medali emas setelah dua Olimpiade sebelumnya gagal menyumbang medali.
Baca juga: Momen Final Greysia/Apriyani: Tetap Tersenyum, Saling Memotivasi Hingga Cium Tangan
Ia pun tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah mendukungnya bersama dengan Apriyani dan tak lupa kepada pemerintah yang telah memberikan perhatian lebih kepada olahraga Indonesia termasuk dirinya.
“Kami berdua benar-benar bersyukur dan berterima kasih kepada tuhan, kepada masyarakat Indonesian yang tidak henti-hentinya mendukung kami, kami tahu walaupun kami jarang-jarang main sosial media,” kata Greysia.
Baca juga: Presiden Joko Widodo: Selamat dan Terima kasih, Greysia/Apriyani!
“Kalian mendoakan kami luar biasa, keluarga, pemerintah, semua petinggi-petinggi di Indonesia, Pak Presiden dan semaunya yang benar-benar mendoakan kami. Kami sangat bersyukur sekali, karena kami bisa dapat ini berkat dukungan dari masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Jokowi: Terima kasih, Greysia/Apriyani!
Kemenangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di final Olimpiade Tokyo 2020 disambut gempita masyarakat Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo.
Secara terbuka, Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat atas keberhasilan Greysia/Apriyani.
Presiden menyebut, raihan medali emas olimpiade Greysia/Apriyani menjadi kado bagi kemerdekaan yang ke-76 Republik Indonesia pada tahun ini.
"Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet medali emas Olimpiade Tokyo dalam pertandingan yang alot dan mendebarkan, siang ini. Kemenangan ini menjadi kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Selamat dan terima kasih Greysia/Apriyani!" tulis Presiden Joko Widodo pada akun twitter resmi, Senin (2/8/2021).
Baca juga: Sejarah! Greysia Polii/Apriyani Rahayu Rebut Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
Banjir Air Mata Haru dan Bahagia
Banjir air mata bahagia dirasakan suporter Indonesia atas torehan bersejarah yang diukir Greysia/Polii di Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Polii menaklukkan lawannya, ganda China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dengan skor 21-19, 21-15, Senin (2/8/2021).
Pertandingan final ini hanya berdurasi 57 menit. Set pertama berlangsung 28 menit, sedangkan set kedua berlangsung 27 menit.
Challenge yang diminta lawan akhirnya menjadi momen-momen menentukan. Dan ketika bola dinyatakan out, Greys/Apri langsung bersukacita.
Keduanya tak kuasa menahan tangis. Apri dipeluk sang pelatih, pada saat Greys menangis haru sambil bersujud.
Tidak hanya dua pasangan Indonesia ini yang menangis bahagia.
Sukacita dan tangisan bahagia juga dialami oleh banyak suporter Indonesia.
"Ya, Allah. Saya menangis, Greys/Apri.. Alhamdulillah," tulis akun kangmaman1965 di Twitter.
"Menangis haruuu, congrat gret apri!" tulis Arninugr.
"Grey - Apri yang juara. Aku yang menangis.. Makasih Grey - Apri utk perjuangan kalian...' tulis akun @zs_saputri
"Daritadi pen nangis, ternyata menangis karena bangga. Thankyou Grey Apri," tulis akun @lucidpuppy77.
"MENANGIS BANGGA BANGET SAMA KAK GREYS / ARPRI #Tokyo2020 #Badminton," tulis akun @nuruluummahh.
Pada laga final ini, Apriyani tampil sangat percaya diri. Salah satu aksinya yang memukau adalah pengembalian kok dari belakang punggung.
Pertandingan ini hanya memerlukan 17 kok. 10 kok pada set pertama dan 7 kok pada set kedua.
Sejarah Baru Bagi Indonesia
Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih kemenangan bersejarah setelah mereka meraih medali emas olimpiade Tokyo 2020.
Keberhasilan ini membuat Greysia/Apriyani berhasil mencatatkan sejarah untuk Indonesia. Mereka adalah ganda putri Indonesia pertama yang pertama kali berhasil meraih emas.
Sejarah terus mereka ciptakan. Rekor demi rekor mereka buat di nomor ganda putri. Sebelumnya, mereka juga telah mencetak sejarah sebagai ganda putri pertama asal Indonesia yang meraih emas olimpiade.
Sebelumnya, mereka menang atas lawannya Du Yue/Li Yin Hui dari China dengan skor 21-15, 20-22, dan 21-17 pada babak perempat final Olimpiade, Kamis (29/7).
Pencapaian Greysia/Apri ini merupakan pencapaian terbesar di sektor ganda putri. Dan juga di bulu tangkis Indonesia saat ini.
Berbeda dengan sektor-sektor lainnya, di sektor ini biasanya Indonesia meraih hasil kurang bagus di ajang olimpiade.
Mereka menjadi peraih emas pertama Indonesia.
Di Olimpiade Rio 2016, saat Greysia Polii berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari, mereka sampai babak perempat final.
Hasil lebih buruk pada olimpiade London 2012. Di mana tidak ada satu pun wakil Indonesia yang tembus babak perempat final.
Selain faktor teknis, ada Kontroversi juga yang sempat terjadi pada saat itu. Dimana ada beberapa pemain yang didiskualifikasi karena memilih untuk mengalah.
Termasuk Greysia Polli sendiri yang saat itu berduet dengan Meiliana Jauhari. Ditambah dua wakil Korea Selatan dan pasangan China) yang didiskualifikasi di olimpiade London 2012 karena mereka tidak berusaha tampil maksimal mengalahkan lawan-lawannya untuk menghindari lawan tangguh di babak selanjutnya.
Di olimpiade Beijing 2008, wakil Indonesia di ganda putri hanya sampai pada putaran pertama. Saat itu Liliyana Natsir masih di ganda putri berpasangan dengan Vita Marissa. Tidak ada wakil ganda putri Indonesia yang menembus babak perempat final.
Begitu pula di Athena 2004. Wakil ganda putri Indonesia hanya sampai babak kedua. Di Sydney 2000, ganda putri Indonesia hanya sampai babak perempat final. Saat itu, China mendominasi seluruh wakil ganda putri di semifinal.
Pada olimpiade 1996, wakil ganda putri Indonesia terhenti di perempat final. Hasil yang sama diraih wakil Indonesia di ajang Olimpiade Barcelona 1992 ketika Finarsih/Lili Tampi tersingkir di perempat final.