TRIBUNNEWS.COM, TOKYO- PERIODE pascaolimpiade Rio de Janeiro 2016 memunculkan masalah bagi Greysia Polii. Karena pada saat itu, pasangan dia bertanding, Nitya Krishinda Maheswari pensiun setelah dia mengalami cedera serius.
Polii pun sempat berpikir untuk berhenti dari olahraga bulu tangkis, tetapi pelatihnya Eng Hian dan keluarga Greysia meyakinkannya untuk terus bermain.
Kemudian, hampir tiba-tiba, datanglah seorang rekan muda yang tangguh yang bisa memberinya kekuatan dari belakang, memungkinkan dia untuk menciptakan permainan.
“Ini merupakan perjalanan panjang bagi saya. Begitulah cara Anda ingin menunggu dan bertahan. Dia bangkit entah dari mana, tiba-tiba di tahun 2017 ketika saya hendak pensiun usai Rio 2016," katanya dikutip dari situs BWF.
“Pada tahun 2017 saya berada di tim nasional dan akan berhenti ketika pasangan saya (Maheswari) cedera dan menjalani operasi, tetapi pelatih saya mengatakan tunggu sebentar dan bantu pemain muda untuk bangkit, dan dia datang. Dan kemudian kami memenangkan Korea Open dan Thailand Open dan begitulah cepatnya kami datang. Saya seperti, ya Tuhan, saya harus terus berjuang selama empat tahun lagi!" katanya.
"Aku tidak muda lagi. Tapi akhirnya dia (Apriyani) bangun, lama banget aku nunggunya," ucap Gresyia.
"Ini luar biasa. Saya kira situasi dan kondisi di lapangan benar-benar mendukung kami. Pertandingan hari ini kami hanya ingin memberikan yang terbaik," katanya.
"Kami sudah kalah dan menang melawan pasangan ini, jadi kami tidak ingin memikirkan itu, kami hanya ingin mempersiapkan yang terbaik. Apa lagi yang bisa saya katakan?” ujarnya.
Kehadiran Apri yang Menguatkan
APRIYANI Rahayu bagi Greysia Polii adalah mitra berduet di ganda putri yang luar biasa. Dia adalah cadangan energi yang tak terbatas dan pemberi motivasi dan dorongan. Dia adalah tandem bermain yang selalu siap sedia.
"Aku terus memberi tahu Greysia, jangan berhenti, main saja denganku. Dan saya diyakinkan oleh motivasinya, kerja kerasnya setiap hari, semangatnya, dan keinginannya untuk menjadi juara," kata Apri dikutip dari situs resmi BWF.
Greysia pernah menghadapi masa-masa sulit, dia pernah kehilangan kakak laki-lakinya bernama Rickettsia.
Sang kakak, diakui Greysia merupakan sosok pengganti ayah yang telah meninggal saat dia masih balita.
Dia meninggal pada awal tahun ini, saat itu Greysia Polii merasa hancur. Apriyani Rahayu atau yang biasa disapa Apri datang memeluknya erat.
"Dia benar-benar tahu bahwa saya telah memberikan segalanya untuk bulu tangkis. Dia (saudara laki-laki Greysia) puas dengan pencapaian saya, tapi dia bilang 2020 adalah yang terakhir," kata Greysia.
"Dia bilang kalian berdua hebat di lapangan. Saya ingin sebagai saudara, sebagai ayah, untuk memberi Anda semangat. Dia mengajari saya psikologi. Sampai Maret 2020. Olimpiade tidak digelar tahun lalu, dan saya pikir dia akan menunggu saya sampai sekarang, tetapi dia hanya menunggu sampai pernikahan saya. Dan kemudian ia pergi," kata Greysia.
“Kau tahu, kakak memberiku segalanya… Aku tidak memiliki ayah sejak aku berusia dua tahun, dan dia seperti ayahku," ucapnya.
"Saya tahu dia puas dengan pencapaian saya, tetapi saya tahu dia ingin menunggu pernikahan saya, sebagai adik perempuan. Dan kemudian ia pergi. Saya pikir saya akan memberikan yang terbaik dan saya tahu dia menikmatinya di atas sana," kata Greysia. (Tribunnews/mba)
Gresyia Polii
Usia: 33
Tanggal lahir: 11 Agustus 1987
Tempat lahir: Jakarta
Tinggi: 164 cm
Berat: 57 kg
Pegangan raket: Tangan kanan
Pelatih: Eng Hian, Chafidz Yusuf
Apriyani Rahayu
Usia: 23
Tanggal lahir: 20 April 1998
Tempat lahir: Konawe, Sulawesi Tenggara
Tinggi: 163 cm
Berat: 60 kg
Pegangan raket: Tangan kanan
Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Sektor: Ganda Putri
Peringkat: 6
Menang-kalah: 125-52
ROAD TO FINAL
Babak Final
Vs Chen Qingchen/Jia Yifan (China)
Babak Semifinal
Vs Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea)
Skor: 21-19, 21-17
Perempat final
Vs Du Yue/Li Yinhui (China)
Skor: 21-15, 20-22, 21-17
Penyisihan Grup A
Vs Chong Mei Kuan/Lee Meng Yean (Malaysia)
Skor: 21-14, 21-17
Vs Chow Birch/Lauren Smith (Australia)
Skor: 21-11, 21-13
Vs Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang)
Skor: 24-22, 13-21, 21-8