Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebulutangkis legendaris sektor tunggal putra, Joko Suprianto melihat Anthony Sinisuka Ginting tidak tampil maksimal saat melawan Chen Long di semifinal Olimpiade Tokyo 2020.
Dari pengamatan Joko, partai semifinal didominasi Chen Long.
Ginting di laga tersebut terlihat telah kehabisan stamina akibat laga sengit melawan Anders Antonsen di perempat final.
"Saya melihat Ginting tidak bisa mengimbangi kecepatan dari Chen Long. Permainan sangat didikte oleh Chen Long."
Baca juga: Tenaga Dikuras Lawan Antonsen, Faktor yang Bikin Anthony Ginting Kalah di Semifinal Olimpiade
Baca juga: Deretan Hadiah dan Bonus yang Dijanjikan ke Greysia/Apriyani, Dari Duit Miliaran Sampai Rumah di PIK
"Kemungkinan karena kebugaran fisik Ginting tidak prima setelah lawan Antonsen, sehingga di babak semifinal sudah kewalahan," ucap Joko saat berbincang dengan Tribunnews.com, Rabu (4/8/2021).
Joko mengatakan, saat melawan Chen Long, Ginting sudah tidak lagi gesit dalam mengejar bola.
Baca juga: Bakal Diguyur Hadiah, Greysia Polii ke Erick Tohir: Pak Erick Masih Ingat 2012? Ini Hadiah Gantinya
Ginting bahkan dibuat jatuh bangun karena bola-bola pukulan Chen Long.
"Saya melihat Ginting tidak seluwes dan secepat waktu partai delapan besar. Chen Long bahkan bisa membuat Ginting jatuh bangun," ujar Joko.
Baca juga: Legenda Bulutangkis Joko Suprianto Soroti Peforma Jonatan Christie di Olimpiade, Ada Apa Jojo?
Jatuh bangunnya Ginting mengejar bola, kata Joko, menunjukkan kalau antisipasi pebulutangkis 24 tahun itu atas pukulan-pukulan Chen Long tidak lagi bisa diimbangi kecepatannya bergerak.
"Itu disebabkan kebugaran fisiknya sudah tidak prima. Baik itu otot, stamina, blower, itu perlu disiapkan lebih baik lagi," kata Joko.
Ginting dipaksa mengakui keunggulan Chen Long dua gim langsung dengan skor 16-21 dan 11-21.
Kendati demikian, Ginting tetap berhasil mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia setelah menang dua set langsung menghadapi wakil Guatemala, Kevin Cordon.