Soal Anthony Ginting, dari pengamatan Joko, partai semifinal Anthnoy Ginting Vs Chenlong sangat didominasi oleh Chen Long.
Hal itu lantaran Ginting terlihat telah kehabisan stamina akibat laga sengit melawan Anders Antonsen di perempat final.
"Saya melihat Ginting tidak bisa mengimbangi kecepatan dari Chen Long. Permainan sangat didikte oleh Chen Long."
"Kemungkinan karena kebugaran fisik Ginting tidak prima setelah lawan Antonsen, sehingga di babak semifinal sudah kewalahan," ucap Joko.
Baca juga: Kisah Apriyani Rahayu Menempa Diri di PB Jaya Raya, Jadi Atlet yang Jarang Pulang ke Rumah
Joko mengatakan, saat melawan Chen Long, Ginting sudah tidak lagi gesit dalam mengejar bola.
Ginting bahkan dibuat jatuh bangun karena bola-bola pukulan Chen Long.
"Saya melihat Ginting tidak seluwes dan secepat waktu partai delapan besar. Chen Long bahkan bisa membuat Ginting jatuh bangun," ujar Joko.
Baca juga: Joko Suprianto: Anthony Ginting Didikte Chen Long Sampai Jatuh Bangun di Semifinal Olimpiade
Jatuh bangunnya Ginting mengejar bola menunjukkan kalau antisipasi pebulutangkis 24 tahun itu terhadap pukulan-pukulan Chen Long tidak lagi bisa diimbangi kecepatannya bergerak.
"Itu disebabkan kebugaran fisiknya sudah tidak prima. Baik itu otot, stamina, blower, itu perlu disiapkan lebih baik lagi," kata Joko.
Ginting dipaksa mengakui keunggulan Chen Long dua gim langsung dengan skor 16-21 dan 11-21.
Kendati kalah, Ginting tetap berhasil mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia setelah menang dua set langsung menghadapi wakil Guatemala, Kevin Cordon.
Baca juga: Tenaga Dikuras Lawan Antonsen, Faktor yang Bikin Anthony Ginting Kalah di Semifinal Olimpiade
Ada Apa dengan Jojo Kemarin?
Kekalahan pebulutangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie atas wakil China Shi Yu Qi di Olimpiade Tokyo 2020 mendapat perhatian Joko Suprianto.
Jojo, panggilan akrab Jonatan Christie, bisa disebut kalah telak dari Shi Yu Qi di babak 16 besar.