Berlaga di Musashino Forest Sport Plaza, Kamis 29 Juli 2021, Jojo harus kalah dua gim langsung dengan skor 11-21 dan 9-21.
Joko Suprianto berpendapat ada banyak hal yang harus dievaluasi dari performa kurang apik Jojo di Olimpiade Tokyo.
"Kalau melihat penampilan secara keseluruhan, menurut saya cukup banyak yang harus dievaluasi," ucap Joko saat berbincang dengan Tribunnews.com via sambung telepon, Rabu (4/8/2021).
Baca juga: Ganda Juara Terancam Bubar, Greysia Polii Ingin Pensiun, Ini 3 Calon Pasangan Baru Apriyani Rahayu
Menurut Joko, penampilan Jojo cenderung mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.
"Jonathan sendiri setelah penampilan baik dia di Asian Games 2018, penampilannya sekarang ini justru terus menurun. Baik itu di simulasi, di kejuaraan kemarin di Thailand, tidak menunjukkan bahwa dia itu naik (performanya)," ujar Joko.
"Hal itu patut kita pertanyakan, kenapa seperti itu," imbuh dia.
Saat berlaga di Olimpiade Tokyo kemarin, Joko melihat bahwa Jojo bermain jauh dari performa terbaiknya.
Jojo dinilai tampil kurang enerjik dan tidak powerful.
Baca juga: Deretan Hadiah dan Bonus yang Dijanjikan ke Greysia/Apriyani, Dari Duit Miliaran Sampai Rumah di PIK
Kekalahan telak Jojo atas Shi Yu Qi, lanjut jawara IBF 1993 itu, benar-benar tidak pernah terbayangkan oleh Joko.
"Penampilan di olimpiade kemarin seperti kehilangan gerak yang biasanya enerjik. Power juga tidak keluar. Dia kan poinnya terpaut jauh, sampai kita semua tidak menyangka kalau hasilnya seperti itu," kata Joko.
"Kelihatan juga gairah mainnya itu kurang, tidak menemukan cara bermain seperti sebelum-sebelumnya."
Baca juga: Bakal Diguyur Hadiah, Greysia Polii ke Erick Tohir: Pak Erick Masih Ingat 2012? Ini Hadiah Gantinya
"Ada apa dengan Jojo kemarin, itu yang menjadi pertanyaan bagi pecinta bulutangkis. Kenapa seperti itu penampilannya, seperti seadanya gitu?" tanya Joko.
Joko turut mempertanyakan mekanisme latihan dan persiapan Jojo jelang Olimpiade Tokyo 2020.
Joko menilai, Jojo yang tampil under perform, kehilangan pola permainan saat melawan Shi Yu Qi.
"Apakah karena tekanan di Olimpiade Tokyo ini begitu berat? Seperti kehilangan pola main Jonathan kemarin itu."
"Ada apa? latihannya bagaimana? Kok hasilnya seperti itu. Apakah dia di latihannya fisik tidak memenuhi target yang diinginkan oleh pelatih, apakah dalam mempersiapkan olimpiade ini ada kendala yang lain lagi?" tanya Joko.