TRIBUNNEWS.COM - Pebulu tangkis sektor ganda asal Jepang, Yuta Watanabe menunjukkan medali yang ia dapat di Olimpiade Tokyo pada keluarganya.
Yuta Watanabe secara khusus menunjukkan medali perunggu miliknya pada sang Ayah.
Sang Ayah pun terlihat dengan senang hati merima medali milik putranya itu.
Baca juga: Ayahanda Ingin Apriyani Rahayu Jadi Pelatih Bulutangkis Andal
Kebersamaan ayah dan anak itu diunggah, salah satunya, oleh akun bernama What an Interesting.
Pebulu tangkis berusia 24 tahun itu nampak dengan bangga mempersembahkan medalinya pada sang ayah.
Rekan duet dari Arisa Higashino ini juga mengalungkan medalinya pada ayahnya.
Mendapati putranya melakukan itu, sontak saja sang ayah bereaksi.
Baca juga: Sempat Geluti Sepakbola dan Sepak Takraw, Apriyani Rahayu Dibimbing Almarhumah Ibu ke Bulutangkis
Ia nampak berterima kasih pada usaha keras Yuta yang berjuang di panggung Olimpiade Tokyo.
Selain itu, sang ayah juga nampak memandangi medali milik anaknya itu dalam waktu lama.
Kebanggaan pun terpancar dari rona wajah ayah Yuta.
"Bagi Ayah ini terlihat seperti emas," ungkap sang Ayah.
"Ini sudah cukup bagi ayah, terima kasih," sambungnya.
Diketahui, Yuta Watanabe meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo di sektor ganda campuran.
Ia bersama Arisa Higasino sukses mengalahkan pasangan Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet.
Yuta/Arisa menang dengan skor 21-17 dan 23-21 dan berhak atas medali perunggu Olimpiade Tokyo.
Profil Yuta Watanabe
Yuta Watanabe adalah pebulutangkis Jepang dengan spesialisasi di sektor ganda.
Seperti sudah disebutkan di atas, ia tampil dalam dua sektor ganda sekaligus, yaitu ganda campuran dan ganda putra.
Ia mampu tampil konsisten mesti bermain rangkap.
Dikutip dari laman BWF, Yuta berada di peringkat lima besar dalam sektor ganda campuran dan putra.
Rinciannya, pasangan Yuta Watanabe/Arisa Higashino kini menempati peringkat kelima di nomor ganda campuran.
Sedangkan di nomor ganda putra, Yuta Watanaeb/Hiroyuki Endo sukses berada di posisi keempat.
Kualitas permainannya yang mumpuni nyatanya tak datang dengan cara instan.
Ia sudah menekuni dunia tepok bulu angsa sejak usia tujuh tahun.
Atlet kelahiran 13 Juni 1997 mendapat dorongan dari orang tuanya untuk terjun di dunia bulutangkos.
Ia tercatat pernah tergabung dalam tim Nihon Unisys untuk mengasah dan menambah ilmu bulutangkisnya.
Pria berusia 24 tahun ini rupanya pernah menjajal sektor lain saat terjun di dunia profesional.
Ia juga pernah mencoba bermain di nomor tunggal putra.
Rekor bertandingnya pun cukup apik, meski tak berlangsung lama.
Ia tercatat menang dalam 10 laga dan hanya menelan 3 kekalahan.
Bersama Arisa Higashino, Yuta sudah bermain dalam 209 laga.
Yuta/Arisa memperoleh 143 kemenangan dan hanya kalah dalam 66 kesempatan.
Rekor menterengnya tak berhenti di situ saja.
Ia menduplikasi rekor apik tersebut di sektor ganda putra.
Bersama Hiroyuki Endo, ia tampil dalam 213 laga dan memenangkan 145 laga di antaranya.
Skillnya yang mumpuni berbanding lurus dengan prestasi di atas lapangan.
Yuta mengoleksi 3 medali perunggu pada Kejuaraan Bulu Tangkis Junior dan 4 perunggu pada Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Junior.
Selain itu, ia juga terpilih sebagai salah satu wakil untuk Jepang di Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia dan meraih medali perunggu setelah berhasil mencapai babak semi final.
Rekor Langka
Namun, prestasinya yang paling mentereng dan ikonik adalah ketika memenangi ajang All England.
Tak cuma sekali, ia memenanginya sebanyak dua kali.
Yang membuat unik adalah, Yuta memenangkan gelar di turnamen bulutangkis tertua itu dalam dua nomor yang berbeda.
Yuta sukses memenangkan turnamen bulutangkis negeri Ratu Elizabeth itu pada tahun 2018 dengan Arisa Higashino.
Artinya, ia mengamankan gelar di tahun 2018 itu di nomor ganda campuran.
Dua tahun berselang, Yuta kembali merengkuh trofi All England, kali ini bersama Hiroyuki Endo.
Kini, ia mencoba mengulangi raihan langkanya di All England pada ajang Olimpiade Tokyo 2021.
Sejauh ini, perjalanan Yuta di sektor ganda campuran dan putra masih terbilang mulus.
(Tribunnews.com/Guruh)