TRIBUNNEWS.COM - Langkah makin serius diambil Malaysia agar bisa membenahi prestasi bulutangkis mereka di kancah Olimpiade.
Malaysia memandang perlu menyusun langkah jangka panjang agar penantian meraih medali emas cabor bulutangkis Olimpiade dapat terealisasi.
BAM selaku organisasi bulutangkis Malaysia terus mengajak berbagai pihak untuk bersinergi guna mewujudkan misi besar tersebut.
Salah satu cara yang ingin ditempuh BAM yakni mempersiapkan para pemain junior Malaysia untuk menjadi penantang medali pada dua edisi Olimpiade berikutnya.
Olimpiade Paris 2024 dan Olimpiade Los Angeles 2028 menjadi dua perhelatan turnamen yang dibidik Malaysia untuk mendulang medali emas perdana cabor bulutangkis.
Baca juga: Jadwal BWF Tour 2021 Pasca Batalnya Korea Open: Piala Sudirman & Thomas Uber di Depan Mata
Baca juga: BWF Angkat Bicara soal Teriakan Ganda Putri Tiongkok di Olimpiade Tokyo
Tercatat sejak tahun 1992, Malaysia belum pernah sekalipun mampu memenangkan medali emas di cabor bulutangkis.
Jika dibandingkan Indonesia yang kerapkali mampu mendulang medali emas cabor bulutangkis setiap penyelenggaraan Olimpiade, kecuali Olimpiade London 2012.
Malaysia sejauh ini baru mampu mengoleksi enam medali perak dan tiga medali perunggu, tanpa medali emas di Olimpiade.
Baca juga: BWF Beri Hak Istimewa ke Greysia Polii/Apriyani Rahayu Seusai Rebut Medali Emas Olimpiade
Situasi itu membuat federasi bulutangkis Malaysia (BAM) bergerak cepat untuk bisa mengakhiri paceklik medali emas tersebut.
Berbagai agenda pertemuan dengan berbagai pihak pun telah dilakukan BAM agar bisa menghasilkan prestasi besar nantinya.
"Itu adalah pertemuan yang bagus dari kami dalam hal mendiskusikan visi dan tujuan kami serta bagaimana menjalankannya," ujar Ng Chin Chai selaku pihak BAM, dilansir New Straits Times.
"Ini masih dalam proses dan harus mendapat persetujuan dari dewan serta pemangku kepentingan lainnya,".
"Karena itu kita perlu memulainya dari tempat ini, sebuah proposal yang harus diserahkan untuk disetujui," tukasnya.
Usaha besar yang dilakukan BAM tak lain agar bulutangkis bisa segera mengakhiri paceklik medali emas di Olimpiade.
"Tentu saja target utamanya adalah memenangkan medali emas di Olimpiade," tegas Chin Chai.
"Tetapi saat ini kami perlu menetapkan dasar-dasar untuk para pemain kami,".
"Jika semuanya berjalan baik, kami berharap dapat mengeksekusi rencana tersebut pada kuartal kedua tahun depan," tegasnya.
Baca juga: Greysia Polii Tak Akan Pertahankan Medali Emas di Olimpiade Selanjutnya, Ini Sebabnya
Baca juga: Posting 9 Foto Olimpiade Tokyo Greysia Polii Ucap Thank You and Goodbye, Isyarat Gantung Raket?
Di kancah Olimpiade terakhir di Tokyo, berbagai kejutan memang menghampiri para jagoan bulutangkis Malaysia di berbagai sektor.
Sebagaimana misal langkah Lee Zii Jia yang harus tersingkir pada babak 16 besar di tangan Chen Long.
Padahal Lee Zii Jia mendapatkan ekspetasi tinggi untuk bisa meneruskan estafet tongkat kesuksesan Lee Chong Wei sebagai andalan tunggal putra Malaysia.
Hanya saja memang pengalaman Lee Zii Jia yang baru pertama kali tampil dalam ajang Olimpiade membuat dirinya kelabakan melawan Chen Long.
Baca juga: Tersingkir Tak Berbekas, Olimpiade Tokyo Ibarat Mimpi Buruk Bagi Chan Peng Soon/Goh Liu Ying
Kisah lebih tragis menimpa pasangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang bermain di sektor ganda campuran.
Pasangan ganda campuran yang berhasil meraih medali perak pada perhelatan Olimpiade Rio 2016 itu malah terpuruk di dasar klasemen grup.
Duet Chan Peng Soon/Goh Liu Ying pun harus terhenti langkahnya di babak penyisihan grup Olimpiade Tokyo 2021.
Beruntung, Malaysia masih memiliki Aaron/Soh yang mampu meraih medali perunggu setelah mengalahkan Mohammad Ahsan//Hendra Setiawan di perebutan tempat ketiga.
Hasil Olimpiade Tokyo 2021 itulah yang menjadi bahan evaluasi bagi BAM untuk terus memperbaiki prestasi bulutangkis Malaysia agar bisa meraih emas nantinya.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)