Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andreas Adi Siswa, ayah pebulutangkis tunggal putra Indonesia Jonathan Christie, angkat bicara terkait penampilan kurang apik sang putra di Olimpiade Tokyo 2020.
Diketahui, Jonatan Christie kalah di babak 16 besar Olimpiade Tokyo 2020.
Dia dikalahkan Shi Yu Qi, wakil Taiwan, dua set langsung dengan skor 11-21, 9-21.
Andreas mengungkapkan, persiapan Jojo, panggilan akrab Jonathan Christie, sebelum Olimpiade Tokyo sebenarnya sudah sangat matang.
"Jojo sudah berikan yang terbaik dalam latihan, sudah persiapkan segalanya," tutur Andreas kepada Tribunnews.com, Rabu (15/9/2021) malam.
Baca juga: Legenda Bulutangkis Joko Suprianto Soroti Peforma Jonatan Christie di Olimpiade, Ada Apa Jojo?
Hanya, satu minggu sebelum keberangkatan ke Tokyo, Jojo dinyatakan positif Covid-19.
Menurut Andreas, terkena Covid-19 merupakan sebuah petaka bagi putranya.
"Menurut saya faktor keberuntungan belum ada saat Olimpiade Tokyo kemarin. Karena sebelum keberangkatan, Jojo masih dalam keadaan positif Covid-19,"
"Dia sudah bersiap, sudah memberikan segalanya, tahu-tahu seminggu sebelum keberangkatan kena Covid-19," sambung dia.
Selama masa penyembuhan, Jojo tidak menjalani latihan untuk berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.
Alhasil, kondisi fisik Jojo mengalami penurunan signifikan, dan itu terlihat saat dia dikalahkan Shi Yu Qi dengan skor telak.
Baca juga: Pemain Kelas Dunia, Peforma Jonatan Christie di Olimpiade Bikin Joko Suprianto Bingung
"Dalam waktu dia penyembuhan, tidak latihan, penurunan kondisi kebugaran fisik dan mainnya ketara (terlihat) jelas," ujar Andreas.
Kendati demikian, Andreas tidak ingin menjadikan Covid-19 sebagai alasan di balik kegagalan Jojo di Olimpiade Tokyo.
"Tapi saya tidak menjadikan itu sebagai alasan Jojo kalah. Tapi memang itu salah satu faktor, karena itu dia bisa ikut olimpiade pun sudah baik," kata Andreas.