TRIBUNNEWS.COM - Mengenal asal-usul nama Piala Sudirman.
Piala Sudirman merupakan ajang kompetisi beregu bulu tangkis yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali, di tahun ganjil.
Pada tahun ini, Piala Sudirman akan kembali digelar yang tak lain merupakan edisi ke-17.
Pasalnya, Piala Sudirman diselenggarakan pertama kali pada 1989.
Pada edisi Piala Sudirman pertama, Indonesia berhasil meraih kemenangan.
Pada penyelenggaraan berikutnya, Indonesia belum bisa merebut kembali kemenangan di Piala Sudirman 1989.
Baca juga: Piala Sudirman 2021: Kento Momota Siap Balaskan Dendam Kekalahan Olimpiade, Berikut Ini Skuat Jepang
Baca juga: Sorotan Piala Sudirman 2021 - Srikandi Andalan Indonesia Kembali Beraksi, Momota Pimpin Jepang
Meski demikian, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk merebut kembali gelar juara pada Piala Sudirman 2021.
Piala Sudirman 2021 akan berlangsung pada 26 September hingga 3 Oktober 2021 mendatang.
Vantaa, Finlandia menjadi tempat penyelenggaraan pada Piala Sudirman 2021.
Lantas bagaimana asal-usul diambilnya nama Piala Sudirman?
Dikutip dari laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), nama Piala Sudirman diambil dari nama tokoh bulu tangkis Indonesia, Dick Sudirman.
Dick Sudirman merupakan pebulu tangkis yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Tokoh legendaris tersebut lahir pada 19 April 1922.
Semasa hidupnya, Dick Sudirman memiliki jasa besar terhadap perkembangan bulu tangkis nasional dan dunia.
Selain itu, Dick Sudirman adalah salah satu pendiri induk organisasi bulu tangkis Tanah Air, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Dick Sudirman pernah tercatat menjabat sebagai ketua PBSI selama 22 tahun.
Ia menjabat sebagai ketua PBSI mulai dari 1952 hingga 1963 dan 1967 hingga 1981.
Dick Sudirman juga tercatat pernah memegang jabatan wakil presiden Federasi Bulu Tangkis Internasional atau International Badmiton Federation (IBF).
Tidak hanya itu, kontribusi Dick Sudirman terhadap dunia bulu tangkis dunia sangatlah besar.
Pasalnya, ia memiliki peran penting dalam membantu penyatuan dua organisasi bulu tangkis dunia, IBF dan WBF (World Badminton Federation).
Pada 1978, WBF memisahkan diri dari IBF sehingga ada dua organisasi bulu tangkis dunia yang berjalan bersamaan.
Pada 1979, Sudirman menjadi pelopor pertemuan informal kedua organisasi itu di Bandung.
Ia pun mencari jalan keluar agar dua organisasi bulu tangkis itu bisa bersatu, termasuk menggelar pertandingan persahabatan antara pemain dari kedua federasi.
Usulan Sudirman diterima dan menjadi dasar rekonsiliasi IBF dan WBF.
Tepat pada 28 Mei 1981, kedua badan itu bersatu dan kini dikenal sebagai BWF.
Setelah Sudirman wafat karena penyakit yang ia derita pada 1986, teman lamanya dan Wakil Ketua PBSI Suharso Suhandinata mengirim surat kepada Presiden IBF Arthur Jones untuk membuat kompetisi sebagai tanda penghormatan untuk Sudirman.
Gagasan Suharso itu kemudian didiskusikan pada pertemuan Dewan IBF pada 1986.
Selanjutnya, pada 1988 IBF membuka kemungkinan mengadakan kejuaraan beregu campuran dunia dan menerima tawaran Indonesia sebagai tuan rumah.
Karena kalender turnamen yang begitu ketat, Dewan IBF memutuskan bahwa kejuaraan yang diberi nama Piala Sudirman atau Sudirman Cup itu digelar bersamaan dengan Kejuaraan Dunia.
Dari kompetisi 1989 Piala Sudirman lahir untuk pertama kalinya.
Sejarah dibalik nama Piala Sudirman yang diambil dari nama tokoh bulu tagkis Indonesia Dick Sudirman juga dirilis pada akaun Instagram Badminton Indonesia @badminton.ina.
"Piala Sudirman adalah turnamen bulutangkis yang menjadi lambang supremasi kejuaraan beregu campuran. Piala Sudirman dihelat dua tahun sekali pada tahun ganjil."
"Edisi pertama dihelat di Jakarta pada tahun 1989, dimana saat itu Indonesia berhasil menjadi juara."
"Piala Sudirman sendiri diambil dari tokoh bulutangkis Indonesia yaitu Dick Sudirman. Dick Sudirman adalah salah satu pendiri PBSI dan dikenal juga sebagai bapak bulutangkis Indonesia," tulis akun @Badminton.ina.
(Tribunnews.com/Laura Hilmi)
Berita lainnya terkait Piala Sudirman.