TRIBUNNEWS.COM - Mengenal asal-usul nama Piala Uber.
Piala Uber merupakan ajang kejuaraan yang diperebutkan tim beregu putri.
Pada tahun ini, Piala Uber akan kembali digelar pada 9 hingga 17 Oktober 2021 mendatang di Aarhus, Denmark.
Tim Uber Indonesia ada di Grup A bersama Jepang, Jerman, dan Prancis.
Pada Piala Uber 2020, Indonesia menurunkan pemain muda.
Skuat tim Indonesia di Piala Uber 2020 terdiri dari 12 pemain.
Baca juga: Pelepasan Tim Piala Sudirman, Thomas dan Uber, Ketum PBSI: Kita Berharap Semua Berjalan Lancar
Baca juga: Skuat Indonesia di Piala Thomas & Uber 2020: Ada Greysia/Apriyani, Minions hingga Pasukan Muda
Dari 12 pemain tersebut meliputi Gregoria Mariska Tanjung, Putri Kusuma Wardani, Nandini Putri Arumni, Ester Nurumi Tri Wardoyo, Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Siti Fadia Silva Ramadhanti, Ribka Sugiarto, Nita Violina Marwah, Putri Syaikah, Febby Valencia Dwijayanti Gani, Jesita Putri Miantoro.
Lantas bagaimana asal-usul nama Piala Uber?
Dikutip dari laman resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), nama Piala Uber diambil dari nama pebulutangkis lengendaris asal Inggris, Betty Uber.
Piala Uber tersebut berbentuk bola dunia yang pada bagian atasnya terdapat patung pemain bulu tangkis wanita yang sedang mengayunkan raket.
Piala Uber terbuat dari perak dengan tinggi kurang lebih 18 inci dan dibuat oleh pengrajin perak London, Messrs Mappin dan Webb.
Pertandingan Uber Cup juga pertama kali digelar di Lytham St. Annes, Inggris pada 1956-1597.
Saat itu, Amerika Serikat yang menjadi juara pertamanya.
Amerika Serikat yang dipimpin oleh Judy dan Sue Devlin meraih gelar dalam tiga edisi pertama.
Kemudian trofi berhasil diraih negara Asia, dengan kemenangan 5-2 untuk Jepang di final saat melawan Amerika Serikat pada 1966.
Jepang kemudian memenangkan empat dari lima edisi berikutnya.
Kemudian China juga meraih prestasi gemilang dengan gelar juara 1984.
China memenangkan 14 dari 17 edisi pertandingan.
Sementara Indonesia baru meraih gelar juara Uber sebanyak tiga kali.
Berikut sejarah Piala Uber (Tuan Rumah dan Juara) yang dikutip dari BW:
- 1956-1957 : Tuan Rumah Inggris (Lytham St. Annes), Juara Amerika Serikat
- 1959-1960 : Tuan Rumah Amerika Serikat (Philadelphia), Juara Amerika Serikat
- 1962-1963 : Tuan Rumah Amerika Serikat(Wilmington), Juara Amerika Serikat
- 1965-1966 : Tuan Rumah New Zealand (Wellington), Juara Jepang
- 1968-1969 : Tuan Rumah Jepang (Tokyo), Juara Jepang
- 1971-1972 : Tuan Rumah Jepang (Tokyo), Juara Jepang
- 1974-1975 : Tuan RumahIndonesia (Jakarta); Champion – Indonesia
- 1977-1978: Tuan Rumah Selandia Baru(Auckland), Juara Jepang
- 1980-1981 : Tuan Rumah Jepang (Tokyo), Juara Jepang
- 1984 : Tuan Rumah Malaysia (Kuala Lumpur), Juara China
- 1986 : Tuan Rumah Thailand (Bangkok), Juara China
- 1988 : Tuan Rumah Malaysia (Kuala Lumpur), Juara China
- 1990 : Tuan Rumah Japan (Tokyo), Juara China
- 1992 : Tuan Rumah Malaysia (Kuala Lumpur), Juara China
- 1994 : Tuan RumahIndonesia (Jakarta), Juara Indonesia
- 1996 : Tuan Rumah Hong Kong, Juara Indonesia
- 1998 : Tuan Rumah Hong Kong, Juara China
- 2000 : Tuan Rumah Malaysia (Kuala Lumpur), Juara China
- 2002 : Tuan RumahChina (Guangzhou), Juara China
- 2004 : Tuan Rumah Indonesia (Jakarta), Juara China
- 2006 : Tuan RumahJapan (Tokyo), Juara China
- 2008 : Tuan Rumah Indonesia (Jakarta), Juara China
- 2010 : Tuan Rumah Malaysia (Kuala Lumpur), Juara China
- 2012 : Tuan Rumah China (Wuhan), Juara China
- 2014 : Tuan Rumah India (New Delhi), Juara China
- 2016 : Tuan Rumah China (Kunshan), Juara China
- 2018 : Tuan Rumah Thailand (Bangkok), Juara China
(Tribunnews.com/Laura Hilmi)