TRIBUNEWS.COM - Bos Repsol Honda, Alberto Puig memandang remeh kekuatan Ducati dan menyindir bagaimana kualitas pembalap mereka.
Sebagaimana yang diketahui, Ducati di MotoGP 2021 tengah memimpin klasemen sementara konstruktor tim.
Ia unggul sembilan poin dari Yamaha yang duduk di tangga kedua. Banyak kalangan mengklaim bahwa Desmosedici Ducati merupakan kuda besi paling fantastis di MotoGP 2021.
Hal itu merujuk bagaimana penampilan yang dipertontonkan deretan pembalap Ducati.
Baik rider tim satelit maupun pabrikan Ducati tampil konsisten untuk bersaing di grid terdepan.
Baca juga: Jadwal MotoGP 2021 Lengkap Jam Tayang Trans7 - Dampak Negatif Sisa Kegagalan Vinales di Yamaha
Baca juga: Rumput Ducati Lebih Hijau, Yamaha Tetap Iri meski Quartararo di Ambang Juara Dunia MotoGP 2021
Meski demikian, ada satu yang menjadi sorotan. Desmosedici bukan lagi kuda besi yang sulit dikendalikan ataupun memiliki keunggulan di trek lurus saja.
Si Merah milik Ducati ini sudah banyak mengalami evolusi. Tunggangan milik Francesco Bagnaia dkk mulai menunjukkan bahwa penampilannya bisa 'ramah' dengan trek yang identik dengan M1 ataupun GSX-RR milik Suzuki.
Namun pendapat berbeda dilontarkan Alberto Puig. Manajer Repsol Honda itu menyebut adalah hal percuma bagi Ducati jika memiliki motor yang bagus namun tak kunjung bisa mengakhiri penantian dahaga gelar juara.
"Ducati memiliki motor yang semua orang katakan fantastis, tapi Kejuaraan Dunia terakhir dimenangkan oleh Stoner sejak lama (2007)," ejek Puig, seperti yang dikutip dari laman Motosan.
Puig menilai Ducati perlu membuktikan diri sebagai yang terbaik dengan melahirkan seorang pembalap juara dunia.
Ia tidak setuju dengan anggapan orang kalau Ducati saat ini memiliki motor yang impresif.
Sebagai catatan saja, terakhir kali pabrikan Italia itu meriah gelar juara dunia di MotoGP ialah tahun 2007 bersama Casey Stoner.
Selepas tahun gemilang tersebut, pencapaian terbaik rider Ducati adalah finish sebagai runner-up.
Puig kemudian meminta Ducati melihat perkembangan yang dilakukan KTM.
Tak hanya RC16 saja yang berkembang di bawah sentuhan Dani Pedrosa, melainkan deretan bibit pembalap KTM juga sudah terbentuk sejak berada di Moto3 dan Moto2.
"Jika seorang pengemudi baik dan berkembang, dia memutuskan ke mana dia ingin pergi. Saat ini memang benar kebijakan yang dilakukan KTM," tambahnya.
KTM sendiri memiliki Raul Fernandez dan Remy Gardner yang disebut-sebut sebagai masa depan MotoGP selanjutnya.
Sejatinya, jika ditinjau lebih mendalam dari Repsol Honda, mereka juga kesulitan jika tak ada seorang Marc Marquez.
Bukti paling konkret tersaji di MotoGP 2020. Repsol Honda begitu kelimpungan melihat ketiadaan The Baby Alien di atas lintasan selama satu musim penuh.
Artinya, Repsol Honda sendiri memiliki ketergantungan yang cukup kuat kepada seorang Marc Marquez.
RC213V bukanlah tipikal motor yang 'ramah' kepada semua pembalap yang menggunakannya, Pol Espargaro, Alex Marquez maupun Dani Pedrosa kesulitan untuk menapilkan daya ledak terbaik milik 'monster' oranye Repsol Honda itu.
(Tribunnews.com/Giri)