TRIBUNNEWS.COM - Jonatan Christie menjadi penentu keberhasilan Indonesia meraih gelar Juara Piala Thomas 2021, Minggu (17/10/2021).
Indonesia menang mutlak di Final Piala Thomas 2021 usai mengandaskan perlawanan China lewat skor 3-0 di Denmark.
Tim Merah Putih terlebih dahulu mengamankan dua kemenangan melalui Anthony Sinisuka Ginting dan Fajar Alfian/M Rian Ardianto.
Beban berat berada di pundak Jojo (panggilan Jonatan Christie) yang turun di pertandingan ketiga.
Baca juga: Sorotan Indonesia Juara Piala Thomas 2021 - Buah Kesabaran Hendra Setiawan Berakhir Happy Ending
Baca juga: Alasan Bukan Merah Putih yang Berkibar Tapi Logo PBSI Ketika Indonesia Angkat Trofi Piala Thomas
Tugas tak mudah disandang Jojo, mengingat jika ia menelan kekalahan maka China masih memiliki asa untuk membalikkan kedudukan.
Namun Jojo berhasil memutus asa pamungkas wakil China dengan mengandaskan perlawanan Li Shifeng lewat drama tiga gim, 21-14,18-21, dan 21-14.
Pasca-laga, Jojo memberikan komentar bagaimana perasaannya berhasil menyelesaikan tugas yang ia emban sebagai penentu kemenangan skuat Merah Putih.
"Terima kasih Tuhan, tanpa dia saya bukan apa-apa. Saya juga ingin berterima kasih kepada fans Indonesia, di rumah dan di stadion ini. Saya bangga menjadi orang Indonesia," terang Jonatan Christie, seperti yang dikutip dari twitter Badmintontalk.
Lebih lanjut, pebulutangkis rangking tujuh dunia ini menyebut bahwa menjadi juara Piala Thomas merupakan capaian prestis bagi dirinya.
Ia juga menyebut bantuan yang diberikan oleh Ginting dan Fajar/Rian untuk menambah dirinya semakin percaya diri ketika menghadapi tunggal putra China.
"Saya harus berterima kasih kepada Anthony Ginting untuk 1-0 dan Fajar dan Rian untuk memimpin 2-0 jadi saya sedikit lebih percaya diri."
Ini jadi gelar Piala Thomas pertama buat Indonesia sejak 2002 silam.
Kala itu, tim bulutangkis putra Indonesia menang 3-2 atas Malaysia di Guangzhou, China.
Gelar juara di Denmark kali ini sekaligus menambah koleksi Indonesia di Piala Thomas menjadi 14 titel.
Tim Merah Putih unggul dari China yang mengoleksi 10 gelar juara.
Ironisnya, Indonesia justru tak bisa mengibarkan bendera kebanggaan Merah Putih usai mengakhiri puasa gelar selama 19 tahun.
Seperti diketahui, Indonesia dijatuhi sanksi oleh Badan Antidoping Dunia (WADA).
Sebabnya adalah Indonesia tidak patuh dalam menerapkan program pengujian yang efektif.
Indonesia pun tidak bisa menjadi tuan rumah kejuaraan regional hingga dunia selama penangguhan, selain juga tidak memenuhi syarat untuk duduk sebagai anggota dewan di komite.
Indonesia masih diperbolehkan ikut pertandingan-pertandingan di kejuaraan regional, kontinental, dan dunia, tapi tak boleh membawa nama dan mengibarkan bendera negara selain di ajang Olimpiade.
Alhasil, usai Jonatan Christie memastikan kemenangan, Indonesia naik podium pertama dengan iringan bendera PBSI.
(Tribunnews.com/Giri)