News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sikap Jonatan Christie di Lapangan, Jatuhkan Antonsen Malah Minta Maaf: 'Begitulah Kepribadian Dia'

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jonatan Christie dari Indonesia merayakan kemenangannya setelah memenangkan pertandingan tunggal putra dalam pertandingan final beregu putra Piala Thomas antara China dan Indonesia, di Aarhus, Denmark, pada 17 Oktober 2021. (Photo by Claus Fisker / Ritzau Scanpix / AFP) / Denmark OUT

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam sebuah kompetisi olahraga, intimidasi diperlukan utamanya untuk membuat mental lawan down. 

Ada beragam bentuk intimidasi yang bisa diberikan kepada lawan. 

Misal di bulutangkis, memberikan tatapan tajam tiap mencetak poin dan tidak memberi kesempatan mengganti shuttle cock merupakan upaya mengintimidasi lawan. 

Namun, hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. 

Terbukti saat memainkan partai semifinal Piala Thomas di Aarhus, Denmark, Sabtu (17/10), melawan wakil tuan rumah Anders Antonsen. 

Pada pertandingan yang berlangsung selama 100 menit itu, Jonatan justru selalu meminta maaf setiap kali bola-bola tipuannya membuat Antonsen jatuh bangun. 

Padahal, sikap yang ditunjukkan Antonsen sangat bertolakbelakang dengan yang dilakukan Jonatan.

"Sebenarnya dia bertolak belakang sama saya. Kalau saya ajarin dia, 'Kamu pasang muka garang ke lawan.' Tapi anaknya memang begitu," kata Andreas Adi Siswa, ayah Jonatan. 

Andreas Adi Siswa, ayah Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie (tribunnews.com/genik)

Saat berbincang dengan Tribunnews.com di kediamannya, Jakarta, Senin (18/10/2021) kemarin, Andreas mengungkapkan bahwa kepribadian Jonatan berbeda dibanding atlet-atlet pada umumnya. 

"Saya bilang ke dia, 'Jo kamu harus seperti Liem Swie King, atlet nasional yang prestasi internasional.' Karena dia benar-benar proteksi hal-hal privasi dia." 

"Seperti raket tidak boleh dipegang sama orang lain segala macam, seorang juara seperti itu," tutur Andreas.

Andreas juga membahas perbedaan sikap Antonsen dengan Jonatan. 

Di mana Antonsen, sebagai tuan rumah, beberapa kali tidak memberikan Jonatan kesempatan mengganti shuttle cock. 

Bahkan tiap mencetak poin, Antonsen memberi tatapan tajam pada Jonatan, sebagai upaya mengintimidasi.

"Tapi Jonatan beda, dia tidak seperti itu. Makanya dia begitu sama lawan, bikin lawan jatuh malah minta maaf," sambung dia. 

Sikap welas asih Jonatan di lapangan, kata Andreas merupakan bagian dari kepribadiannya.

"Jojo yang jarang memberikan tatapan mata tajam itu memang kepribadian dia," kata Andreas. 

"Contoh, kalau di lapangan kita mau memberikan tekanan, kadang musuh minta ganti shuttle cock kita tidak kasih. Tapi kalau sama Jojo selalu dikasih," katanya lagi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini