News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Thomas dan Uber Cup

Cerita di Balik Sukses Indonesia Juara Piala Thomas, Para Pemain Dilarang Buka HP Jelang Semifinal

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Indonesia berpose dengan piala dan medali mereka setelah memenangkan final Piala Thomas beregu putra melawan China di Aarhus, Denmark 17 Oktober 2021. (Photo by Claus Fisker / Ritzau Scanpix / AFP) / Denmark OUT

Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna menerima informasi berkaitan dengan sanksi Badan Anti-doping Dunia (WADA), dua hari sebelum laga semifinal Piala Thomas di Aarhus, Denmark. 

"Jadi begini, saya dapat informasi itu dua hari sebelum kejadian, sebelum semifinal bahwa sanksi itu pertama tim olahraga Indonesia, termasuk tim bulutangkis Indonesia, itu tidak boleh ikut di dalam turnamen regional, kontinental, internasional," kata Agung di BPK RI, Jakarta, Kamis (21/10/2021).

"Kemudian Indonesia tidak boleh menjadi tuan rumah kompetisi, baik yang bersifat regional, kontinental, internasional. Ketiga Indonesia tidak boleh memperdengarkan lagu "Indonesia Raya". Keempat Indonesia tidak boleh mengibarkan bendera merah-putih," papar Agung. 

Baca juga: PBSI: Indonesia Raya Bisa Diperdengarkan di Piala Thomas karena Kami Gerak Duluan Lobi WADA

Mendengar kabar tentang sanksi WADA tersebut, langkah pertama yang dilakukan PBSI yakni memastikan Jonatan Christie dan kolega tidak perlu memegang handphone (HP). 

Menurut Agung, para pemain yang akan menjalani laga semifinal Piala Thomas hanya perlu fokus pada pertandingan dan tidak boleh sampai khawatir dengan sanksi-sanksi yang diberikan WADA kepada Indonesia.

"Satu saya minta teman-teman yang berlaga di Thomas tidak usah pegang HP. Tidak ada gunanya HP dilihat, konsentrasi saja kepada pertandingan," tutur Agung. 

Baca juga: Kata Anthony Ginting Soal Keputusan Kontroversial Umpire, Postur Tinggi Axelsen Bikin Kewalahan

Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna saat ditemui di Kantor BPK RI, Jakarta, Kamis (21/10/2021). Agung juga adalah Ketua BPK RI periode 2019-2022. Agung mengungkapkan bahwa PBSI telah mengatasi sejumlah sanksi Badan Anti-doping Dunia (WADA), sehingga Jonatan Christie dan kolega bisa tampil dalam kejuaraan dunia bulutangkis. (Lusius Genik/Tribunnews.com)

"Kami menambah pelatih, kita punya Irwansyah (asisten pelatih sektor tunggal putra), kita letakkan dia di situ untuk memantau secara khusus," tambah Agung. 

Setelah memastikan seluruh pemain tidak diliputi pikiran tentang sanksi WADA, PBSI bergerilya melobi Badan Anti-doping Dunia. 

Utamanya agar sejumlah sanksi tidak diterapkan, saat Jonatan Christie dan kolega sukses memenangi Piala Thomas.

Baca juga: Fakta Menarik Denmark Open 2021, 11 Pemain Mundur di Tengah Pertandingan

Hingga akhirnya, kemenangan Jonatan Christie di partai ketiga babak final Piala Thomas melawan wakil China, Li Shi Feng, memastikan Indonesia memenangkan Piala Thomas. 

Saat penyerahan trofi Piala Thomas di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10), bendera merah-putih memang tidak dikibarkan. Namun lagu "Indonesia Raya" saat itu diperdengarkan. 

"Selain ketua PBSI, juga ketua BPK, dimana kita punya prinsip di sini yang disebut substance over form. Ini substansinya kalian menang, jangan bicara masalah pengibaran bendera. Walaupun merah-putih tidak dikibarkan di situ, tapi bendera merah-putih tetap berkibar di hati kita semua," jelas Agung. 

Tim Bulutangkis Indonesia yang masih bisa mengikuti kejuaraan Denmark Open yang berlangsung mulai 19 Oktober kemarin, adalah wujud dari lobi sukses yang dilakukan PBSI. 

Selain itu, diputarnya lagu "Indonesia Raya" saat penyerahan trofi Piala Thomas, merupakan bukti bahwa sanksi dari WADA sudah diatasi oleh PBSI. 

"Kami punya kesungguhan, dan saya ngomong begini bukan sekadar formalitas," kata Agung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini