TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia, Rima Ferdianto mengatakan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI memiliki perbedaan dengan edisi sebelumnya.
Dia menyebut misi baru yang diusung NPC Indonesia pada ajang empat tahunan edisi ke-16 itu adalah sukses regenerasi. Untuk itu, persaingan atlet di Peparnas Papua dibagi menjadi dua kelas yakni elite dan nasional.
Atlet elite adalah mereka yang pernah turun di ajang internasional seperti Asean Para Games, Asian Paragames, dan Olimpiade. Sedangkan atlet yang masuk kelas nasional adalah mereka yang belum pernah berkompetisi di skala internasional.
Selain itu, atlet elite yang tampil juga hanya diperbolehkan turun pada satu nomor pertandingan. Dengan begitu atlet nasional diharapkan akan termotivasi untuk mengejar gelar juara dan nantinya bisa bersaing dengan atlet senior yang sudah berada di Pelatnas.
"Basis atlet juga akan jauh lebih besar dan level kompetitif di Pelatnas meningkat. Sehingga regenerasi atlet tetap terjaga. Atlet lapis kedua kualitasnya hampir setara," ujar Rima dalam konferensi pers di Media Center Peparnas Papua, Swiss-Belhotel, Minggu (7/11/2021).
"Itu yang saat ini kami terapkan di Peparnas Papua dan yang membedakan adalah sukses regenerasi. Kami ingin mendapatkan bibit atlet sebanyak-banyaknya," Rima menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, peraih dua medali emas cabang olahraga bulu tangkis di Paralimpiade Tokyo 2020, Leani Ratri Oktila mendukung penuh kebijakan yang diterapkan di Peparnas Papua.
Dia berharap Peparnas Papua bisa melahirkan atlet-atlet potensial yang bisa melanjutkan tongkat estafet dalam mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.
"Saya pertama kali tampil di Peparnas Riau dan ketika itu saya juga berhadapan dengan atlet senior. Saya juga berharap di Peparnas Papua akan banyak atlet potensial yang lahir," kata Ratri.