Abdul Majid/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengucapkan duka mendalam atas meninggalnya legenda bulu tangkis Indonesia Verawaty Fadjrin yang meninggal dunia pagi ini, Minggu (21/11/2021) di RS Dharmais, Jakarta.
"Sebagai Menpora, saya mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya ibu Verawaty Fajrin. Beliau adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang memberikan inspirasi dan prestasi yang luar biasa bagi kita semua. Saya berdoa semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggal selalu diberi keikhlasan," ucap Menpora Amali.
Baca juga: Perjuangan Verawaty Fajrin Hadapi Kanker Ganas di Paru-paru, Imelda Wigoena: Kritis Sejak Malam
Sebelumnya Menpora Amali pada tanggal 20 September 2021 sempat menjenguk dan memberikan semangat kepada Verawaty Fadjrin di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.
Verawaty saat itu sedang berjuang melawan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.
Saat itu, Menpora Amali memastikan semua penanganan yang diberikan pihak Rumah Sakit berjalan dengan baik.
"Penanganannya bagus, luar biasa, ditangani oleh satu tim rumah sakit kanker Dharmais," ujar Menpora Amali waktu itu.
Baca juga: Verawaty Fajrin Akan Dimakamkan di Tanah Kusir Siang Ini, Berikut Deretan Prestasi Sang Legenda
Verawaty mantan pemain yang sarat prestasi besar ini berpulang dalam usia 64 tahun setelah sempat menjalani perawatan akibat sakit kanker paru-paru.
Hingga akhir hayat, Vera meninggalkan suami, Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.
Rencananya, jenazah Vera akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan, siang ini.
Vera memang berprestasi. Pada tunggal putri, Legenda Bulutangkis Indonesia kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 ini sukses menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta.
Dia menjadi kampiun usai di final mengalahkan rekannya, Ivana Lie,11-1, 11-3.
Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera juga merenggut juara All England 1979 setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang), 15-3, 10-15, 15-5.
Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968. Bersama Imelda pula, Vera merebut emas SEA Games Manila 1981.
Bersama Imelda pula, Vera juga sukses merebut medali emas Asian Games VIII/1978 di Bangkok.
Mereka di final mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China). Sebelumnya, mereka juga memenangi titel Denmark Terbuka 1978.
Di luar itu, masih prestasi besar lainnya. Bersama Eddy Hartono, Vera sebelumnya juga ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989.
Mereka menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan di final setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee, 18-13, 15-3.