Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBSI Agung Firman menyebut promosi dan degradasi adalah bagian tidak terpisahkan dari tata kelola federasi bulu tangkis nasional.
Menurutnya, proses degradasi dari atau promosi ke Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, adalah hal yang biasa-biasa saja.
"Degradasi dan promosi itu bagian tidak terpisahkan dari tata kelola kita. Itu biasa-biasa saja," tutur dia.
Ada sejumlah alasan seorang pebulu tangkis didegradasi dari pelatnas PBSI.
Dua di antaranya yakni berkaitan dengan kinerja dan prestasi yang dipersembahkan sang atlet kepada Republik Indonesia.
"Kami menilai dari kinerja, kemudian berdasarkan pantauan para coach. Kalau kinerjanya bagus dan menjanjikan, pastinya akan diberikan kesempatan untuk promosi," tutur dia.
Baca juga: Peserta yang Tidak Lolos Seleknas PBSI 2022 Ada Kemungkinan Dipanggil Kata Agung Firman
Seorang atlet akan tetap bertahan di pelatnas PBSI bila memiliki kinerja yang baik dan berprestasi.
"Bisa masuk pelatnas kan mendapatkan berbagai macam fasilitas," tutur Firman.
"Sudah barang tentu kalau dalam waktu tertentu, misal setahun atau lebih ternyata prestasinya tidak memperlihatkan gambaran yang membaik, apa boleh buat akan kita degradasi," kata dia.
Mendegradasi pemain dilakukan demi memberikan kesempatan bagi pebulu tangkis Tanah Air lainnya, untuk kemudian berjuang mengharumkan nama Indonesia di dunia.
"Kita harus memberikan kesempatan bagi mereka yang punya peluang untuk memberikan juara untuk bisa dipromosikan," tutur dia.
"Jadi menurut pendapat saya biasa-biasa saja, akan kita laksanakan," tutur dia.
"Kemudian setelah kita lakukan pemantauan dengan kriteria-kriteria yang jelas, berdasarkan ketentuan kita dan penilaian profesional para pelatih, kita punya sport science juga di sini, kita akan SK kan nanti," pungkas dia.