TRIBUNNEWS.COM - Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic tak akan bisa mempertahankan gelarnya di Australia Open 2022.
Pasalnya, pengadilan Australia menolak banding yang diajukan Novak Djokovic terkait pembatalan visanya beberapa waktu lalu.
Dikutip dari BBC, tiga juri yang bertugas sepakat untuk menolak banding Novak Djokovic tersebut.
Baca juga: Imigrasi Australia Batalkan Visa Novak Djokovic Padahal Undian Sudah Dilangsungkan
Mereka akan menjelaskan alasan penolakan banding tersebut secepatnya.
Imbas dari keputusan tersebut, petenis berjuluk Joker ini akan dideportasi dari Australia.
Itu akan menyebabkan dirinya absen dari ajang Australia Open 2022 yang akan dimulai Senin (17/1/2022) besok.
Kabar inipun sudah sampai di telinga para pendukung Djokovic yang menggelar aksi secara terbuka di depan pengadilan.
Baca juga: Australia Cabut Lagi Visa Djokovic karena Belum Divaksin, Apakah Djokovic Akan Ajukan Banding Lagi?
Mereka langsung terdiam dan muram ketika putusan tersebut diambil.
Suara-suara dukungan yang awalnya terdengar dari para pendukung praktis tak lagi ada.
Sebelumnya, Australia membatalkan visa Novak Djokovic untuk kedua kalinya pada Jumat (14/1/2022).
Pembatalan tersebut didasari dengan pertimbangan sang petenis bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Menteri Imigrasi, Alex Hawke menggunakan wewenang untuk membatalkan visa Djokovic lagi, setelah pengadilan membatalkan pencabutan sebelumnya dan membebaskannya dari penahanan imigrasi pada Senin.
"Hari ini saya menggunakan kekuasaan saya berdasarkan pasal 133C(3) dari Undang-Undang Migrasi untuk membatalkan visa yang dipegang oleh tuan Novak Djokovic dengan alasan kesehatan dan ketertiban, atas dasar kepentingan umum," ungkap Hawke dalam pernyataannya.
Di bawah Undang-Undang Migrasi yang digunakan untuk membatalkan visa, Djokovic tidak akan bisa mendapatkan visa ke Australia selama tiga tahun, kecuali dalam keadaan memaksa yang mempengaruhi kepentingan Australia.
Kontroversi tersebut mengakibatkan perdebatan global tentang hak-hak orang yang tidak divaksinasi.
Serta, itu menjadi masalah politik yang rumit bagi Perdana Menteri Scott Morrison saat ia berkampanye untuk pemilihan yang dijadwalkan pada bulan Mei.
Sementara pemerintah Morrison telah memenangkan dukungan di dalam negeri atas sikap kerasnya terhadap keamanan perbatasan selama pandemi.
Ia sejatinya juga tidak luput dari kritik atas penanganan visa Djokovic yang gagal.
Djokovic sendiri dimasukkan dalam undian sebagai unggulan teratas dan akan menghadapi sesama petenis Serbia, Miomir Kecmanovic untuk pertandingan pembukaannya.
Petenis berusia 34 tahun initerlihat santai saat berlatih servis dan pengembalian di lapangan kosong di Melbourne Park pada Jumat pagi.
Djokovic, seorang skeptis terhadap vaksin, memicu kemarahan yang meluas di Australia ketika dia mengumumkan pekan lalu bahwa dia akan pergi ke Melbourne untuk mengikuti Australia Open 2022 dengan pengecualian medis sebagai persyaratan bagi pengunjung untuk diinokulasi terhadap Covid-19.
Saat tiba, pihak keamanan Perbatasan Australia memutuskan bahwa pembebasannya tidak sah dan menempatkannya di hotel detensi imigrasi bersama para pencari suaka selama beberapa hari.
"Pemerintah berkomitmen kuat untuk melindungi perbatasan Australia, khususnya terkait dengan pandemi Covid-19," ujar Hawke.
(Tribunnews.com/Guruh)