TRIBUNNEWS.COM - Masih tanda tanya perihal batalnya ajang MotoGP Indonesia yang akan dilaksanakan di sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hal tersebut diawali oleh ancaman dari CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpelta yang menyatakan akan membatalkan balapan di negara yang menerapkan karantina dengan waktu yang lama.
Sedangkan kini, Indonesia terlebih satgas Covid-19 sedang menguatkan aturan terkait adanya varian baru omicron.
Aturan yang kini di tetapkan oleh pemerintah yakni mewajibkan pendatang dari luar negeri untuk karantina.
Baca juga: Meski Kasus Omicron Meroket, MotoGP Mandalika Jalan Terus, Sirkuit Sudah Siap 100 Persen
Baca juga: Sempat Tebar Ancaman, Dorna Tak Bisa Ingkari Pesona MotoGP Indonesia 2022 di Mandalika
Adapun waktu karantina bagi pendatang dari luar negeri yakni 10-14 hari.
Dengan waktu karantina yang sedemikian panjang, menjadi kabar buruk bagi pecinta MotoGP tanah air perihal batalnya gelaran akbar tersebut.
Mengutip dari Gridoto, Kemenpora, Zainudin Amali pun tak ingin hal buruk tersebut terjadi.
Maka dari itu, Zainudin mencoba mencari jalan tengah agar gelaran MotoGP Maret mendatang tetap dijalankan.
Ia mengungkapkan bahwa akan membawa permasalahan ke Istana agar dapat menemukan jalan terbaik.
"Kami akan membawa masalah ini ke istana dan menemukan jalan terbaik agar MotoGP Indonesia di Mandalika bisa tetap digelar tanpa karantina panjang," tutur Zainudin.
Zainudin pun menekankan mengenai masalah durasi karantina agar MotoGP ini tidak jadi dibatalkan.
"Jika harus karantina, kami akan coba hanya tiga hari karantina paling lama pun dengan sistem bubbles," tambahnya.
Skema bubbles atau gelembung tersebut menjadi kebijakan paling memungkinkan.
Akan tetapi, dengan catatan agar tetap disiplin mengenai pergerakan antara para pembalap, mekanik hingga kru.
(Tribunnews.com/Niken Thalia)