Berkenalan dengan Sari Hartati, Spiker Jelita Jakarta Elektrik PLN: Dari Voli Pantai Sampai Proliga
Laporan Reporter Warta Kota, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, SENTUL - "Monster blok, Monster blok," bunyi pujian khas yang muncul di layar elektronik ketika tangan seorang Sari Hartati mampu mematahkan spike keras dari lawannya, yang berbuah poin bagi timnya, Jakarta Elektrik PLN.
Dengan tinggi mencapai 183 cm, dara kelahiran Lampung, 30 Juni 1999 ini memang diandalkan oleh timnya mengisi posisi blocker dan juga spiker.
Proliga 2022 jadi momentum kedua dirinya berkompetisi ajang olahraga voli wanita bergengsi di Indonesia tersebut, setelah debut di tahun 2019 lalu bersama Bank BJB Tandamata.
Baca juga: Hasil PLN Proliga 2022, Setter Cantik Thailand Bawa Popsivo Polwan Kalahkan Gresik Petrokimia
Baca juga: Kata Shin Tae-yong Soal Nomor Punggung Keramat yang dikenakan Ronaldo Kwateh dan Marselino
Sebelum masuk ke Proliga, sosok mahasiswi fakultas Ekonomi di Widya Mataram ini sebenarnya lebih akrab dengan voli pasir.
Bahkan sebelum direkrut oleh Jakarta Elektrik PLN, dirinya merupakan atlet voli pasir kebanggaan Yogyakarta yang meraih medali perunggu di PON Papua 2021 lalu.
Tak heran jika dirinya merasakan beberapa perbedaan seperti gerak dan juga spike (smash).
"Jadi lebih ke penyesuaian saja sih, dari voli pantai ke indoor. Sekarang juga saya lebih matang ya, karena sudah dua kali masuk ke Proliga. Mentalnya sudah siap dengan adanya pengalaman di 2019 lalu," ujar atlet yang mengidolai Aprilia Manganang ini saat ditemui di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.
Sebagai pemain opposite, Sari menyebut tugasnya melakukan blok dan spike merupakan sebuah tantangan.
Apalagi dirinya baru bergabung satu bulanan di tim barunya. Sebelumnya, Sari memfokuskan diri di voli pasir, dan dirinya meraih medali perunggu di PON Papua lalu.
"Target di voli ini yaitu membawa tim masuk empat besar," katanya.
Meski ada di Proliga, namun Sari menyebut dirinya tak akan meninggalkan voli pasir.
"Sebenarnya untuk prestasi saya lebih mencari di voli pasir, karena di indoor (Proliga) saingan lebih banyak ya. Satu sisi saya juga masih diandalkan oleh Yogyakarta di voli pasir," sambungnya.