News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tenis

Diduga Palsu, Kejaksaan Serbia Nyatakan Hasil Tes PCR Novak Djokovic Valid

Penulis: Niken Thalia
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

File foto ini diambil pada 16 Februari 2021 menunjukkan reaksi petenis Serbia Novak Djokovic setelah kehilangan satu poin melawan petenis Jerman Alexander Zverev dalam pertandingan perempat final tunggal putra pada hari kesembilan turnamen tenis Australia Terbuka di Melbourne. - Novak Djokovic kalah dalam upayanya untuk menghindari deportasi dari Australia pada 16 Januari 2022, dengan Pengadilan Federal dengan suara bulat menolak bandingnya untuk tetap tinggal di negara itu dan mempertahankan gelar Australia Terbukanya. (Photo by Brandon MALONE / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Rival Rafael Nadal, Novak Djokovic diduga palsukan hasil tes PCR.

Dugaan tersebut buntut dari laporan media asing, Der Spiegel dan BBC yang menerangkan soal perbedaan nomor seri tes PCR Djokovic.

Kendati demikian, mengutip dari marca.com, kejaksaan dari Serbia terangkan bahwa Djokovic menggunakan hasil tes yang valid, Rabu (2/2/2022).

Pihak kejaksaan pun telah melakukan pemeriksaan kepada pemain tenis itu dan ditemukan bahwa sertifikat hasil tes PCR Djokovic valid.

Hal tersebut pun telah dipaparkan dalam pernyataan kejaksaan Serbia.

Baca juga: 21 Adalah Nomor Spesial bagi Rafael Nadal, Terbanyak Raih Gelar Juara Grand Slam, Saatnya Menikmati

Baca juga: Rafael Nadal Satu Kemenangan Lagi Menuju Rekor, Lolos ke Final Australia Terbuka, Tatap Juara Ke-21

"Jaksa telah bertindak sesuai aturan, pun dilakukan pemeriksaan, dan ditetapkan bahwa Novak Djokovic telah diuji beberapa kali," kata dalam sebuah pernyataan dari jaksa Serbia, mengutip dari marca.com.

"Sertifikat hasil tes 16 Desember 2021 dan 22 Desember 2021 adalah valid," tulis dalam akhir pernyataan.

Sebelumnya, Djokovic harus dideportasi dari Australia ketika akan mengikuti turnamen Australia Open.

Saat itu, Novak Djokovic hanya mengajukan hasil tes PCR-nya dan menerangkan bahwa ia baru saja pulih dari virus tersebut.

Akan tetapi, karena ketatnya peraturan di Australia, akhirnya Djokovic pun terpaksa dideportasi.

Hal tersebut dikarenakan tidak ada kelengkapan sertifikat vaksin.

File foto ini diambil pada 12 Februari 2021 menunjukkan reaksi petenis Serbia Novak Djokovic saat bermain melawan Taylor Fritz dari AS dalam pertandingan tunggal putra pada hari kelima turnamen tenis Australia Terbuka di Melbourne. - Novak Djokovic kalah dalam upayanya untuk menghindari deportasi dari Australia pada 16 Januari 2022, dengan Pengadilan Federal dengan suara bulat menolak bandingnya untuk tetap tinggal di negara itu dan mempertahankan gelar Australia Terbukanya. (Photo by William WEST / AFP) (AFP/WILLIAM WEST)

Keputusan pemerintah Australia untuk mendeportasi Djokovic karena ia belum melakukan vaksin.

Australia tak ingin kehadiran Novak Djokovic yang belum melakukan vaksin tersebut menyulut sentimen anti-vaksin bagi warganya.

Hingga akhirnya, Djokovic pun tak dapat mengikuti kompetisi Australia Open.

Sementara itu, rival Djokovic, Rafael Nadal berhasil menangkan Australia Open.

Kemenangan Nadal tersebut sekaligus dapatkan rekor baru untuk gelar Grand Slam pria ke-21.

Hal tersebut melewati rekor Djokovic yang dapatkan sebanyak 20 gelar.

(Tribunnews.com/Niken Thalia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini